Rahasia Gadis (42)



(Gadis)
Seandainya saja aku bisa mengumpulkan cahaya langit untuk membentuk sebuah pedang tajam agar aku bisa membunuh malam.
***
          Aku membenci malam dimana aku harus terjaga karena kehawatiran tak beralasan yang berlebihan.
          Aku mau tak mau mengingat masa kecilku, kadang ketika malam terasa sangat panjang dan kantuk tak mau datang, aku memilih untuk menangis, menangis lama dan mengeluarkan banyak air mata hingga mataku bengkak. Agar aku lelah dan jatuh tertidur begitu saja. Kadang aku tak tau apa yang harus kutangisi, tapi aku pura-pura memposisiskan diri dalam kondisi yang sangat sedih.

          Seandainya malam ini, aku bisa menyibakkan selimut hangatku, bangkit dari tempat tidur, memakai sandal kamar dan berjalan menuju kamar papa, melihat dia terbaring lelap dalam dekapan malam. Aku mungkin akan duduk berjam-jam di sofa depan tempat tidurnya, menopang daguku, atau memeluk kakiku sambil mengamati dengkur lembutnya, melihat dengan seksama apakah dia bernafas, mungkin aku akan menghampirinya, meletakkan jariku dekat hidungnya merasakan nafasnya, agar aku yakin papa baik-baik saja, aku takut sekali kehilangan dirinya.
          Dan saat monster pemakan kantuk akhirnya memuntahkan rasa kantukku lalu mengembalikannya padaku, maka aku bisa naik ke tempat tidur papa, dan membenamkan diri dalam selimut hangatnya, lalu memeluknya dengan perasaan lega. Seandainya saja aku masih bocah kecil itu.
          Aku membolak-balikan badanku berkali-kali dengan gelisah, hingga sepray berendaku tak lagi terpasang indah. Aku memutuskan untuk meninggalkan tempat tidur dan membuka jendela kamarku; merasakan angin malam, berdiri di bawah sinar bulan menatap bintang. Mungkin aku akan memutar Tchaikovsky dan menarikan Swan Lake sampai pagi.
          Sayangnya, keesokan paginya tidak ada cowok tanpa tata krama yang akan membangunkanku dengan cara yang menyebalkan, Raken… seandainya, kamu masih ada. Yeah kamu memang masih ada, walau aku tak tau kamu berada di mana.
          Segalanya terasa sia-sia sekarang, aku sungguh merasa tersiksa, seandainya saja aku bisa mengumpulkan cahaya langit untuk membentuk sebuah pedang tajam agar aku bisa membunuh malam.

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top