Rahasia Gadis (17)


(Rakendra)
Berhati-hatilah dengan suasana romantis
Jika kamu tidak bisa mengontrol imajinasimu , bisa berujung tragis
***
          Perempuan, kadang menyebalkan dan Gadis kali ini luar biasa membuatku mendapat serangan tiba-tiba di pusat otakku karena repot melayani keinginannya yang berubah-ubah setiap waktu.

          “Raken, aku sudah mutusin untuk nggak mau tampil kayak Audrey Hepburn” dia merajuk seakan usianya lima tahun bukannya lima belas tahun.
          “Kenapa lagi sih?” aku frustasi menghadapi gadis satu ini.
          “Liat nih” dia menyerahkan undangan yang menampilkan gambar wajahnya. Tidak ada yang salah, dia terlihat cantik di sana.
          “Mataku…nggak kelihatan bagus di foto”
          Sungguh aku ingin membenturkan kepalaku di tembok.
          “Elo keliatan cantik di situ” aku meyakinkan, dan yeah dia memang kelihatan cantik, seperti biasa.
          “Iya cantik, tapi nggak keliatan kayak aku, keliatannya kayak Audrey Hepburn” entah polos atau idiot, hey bukankah dia memang di potret agar terlihat menyerupai bintang film jaman dulu itu.
          Aku mengangguk-angguk padahal dalam hati kesabaranku sudah mencapai ambang batas.
          “Audrey cantik, tapi….bolehkah aku memutuskan tak lagi menjadi dirinya di pesta nanti????” lagi-lagi tatapan memohon yang membuatku tak tegaan.
          “So?” Aku menguap, sengaja agar dia sadar, betapa membosankannya dia saat ini.
          Tapi khas Gadis, selalu bisa mengubah emosinya secara cepat. Kali ini matanya berbinar dan dia terlihat bersemangat.
          “Tahu film Enchanted yang diperankan Amy Adams?” dia bertanya.
          Aku menggeleng, dia menggigiti bibirnya dengan gemas
          “Okay aku kasih clue” katanya lagi, dia pikir aku tertarik
          “Gue nggak punya TV dan nggak punya cukup duit untuk ke bioskop, gue nyebelin jadi tetangga gue nggak pernah bolehin gue untuk numpang nonton!” kataku tegas.
          Gadis menatapku, sedikit iba tapi juga tak percaya.
          “Baiklah” katanya dengan ceria “ akan aku ceritakan” hey itulah yang aku takutkan!!! Saat dia mulai bicara tanpa henti, otakku tak sanggup untuk mencerna kata. Tapi sudahlah, aku memang tak bisa menghentikannya.
          “Kamu masih ingat kan bagaimana hidupku yang difiksikan, dijadikan dongeng oleh papa, hanya karena dia menyayangiku dan mencoba melindungiku dari dunia yang kejam dan egois ini?”
          Aku mengangguk dan mulai mengantuk, bolehkah kuanggap ini sebagai dongeng sebelum tidur. Aku juga dalam posisi nyaman sekarang, tiduran di karpet berbulu tebal, ruang keluarga rumahnya. Kuambil bantal, memeluknya dan mencoba untuk mendengarkan.
          “Bisa dikatakan aku seperti Giselle” Dia tersenyum dan agak geli, kedua tangannya menopang bahunya, ekspresi khas Gadis, yang membuatku…lupakan! Aku harus mendengarkan nona yang membayarku ini dengan seksama.
          “Awalnya Giselle seperti aku, dia adalah seorang putri dongeng” si Gadis bangkit, berdiri dengan anggun dan membayangkan dirinya adalah seorang Giselle, bolehkah kukatakan dia lebih ….segala-galanya….dari tokoh cewek dalam dongeng manapun.
          Dia mulai bicara, yeah menceritakan film entah apa…
          “Suatu masa di Negeri yang jauh dan penuh keajaiban tinggallah seorang Gadis cantik istimewa bernama Giselle, suatu hari tanpa sengaja dia terselamatkan oleh Pangeran Edward dari cengkraman Troll, kamu tahu Troll? Itu lho, raksasa jelek bau jahat yang hidungnya penuh lendir!”
          Aku mengangguk, dia tersenyum dan melanjutkan ceritanya.
          “Tapi ada yang jauh lebih jahat daripada Troll!!” dia melipat tangannya dan cemberut ”Dia adalah Ratu Narissa, dia sangat jahat!!! Dia adalah ibu Tiri dari Pangeran Edward, Ratu Narissa ingin menggagalkan perkawinan mereka, padahal keduanya saling jatuh cinta, menurutku, mereka adalah pasangan sempurna” wajah manjanya terlihat kecewa.
          “Kamu mau tahu apa yang terjadi selanjutnya…?” seakan ingin membuatku penasaran dan antusis. “Ratu tua jahat dan menyebalkan itu mendorong Gissele dengan mantra-mantra yang diajarkan setan ke dalam sebuah sumur yang mengantarkannya ke kota New York” Ekspresi mukanya sengaja dibingungkan. “Nah inilah kenapa aku merasa aku ingin menjadi Putri Giselle saja bukan Miss Hepburn, karena aku adalah putri dongeng yang sekarang di dunia nyata…dan akan menikmati petualangan di dunia nyata, bertemu pangeran tampan dan………..”
          Dia bahkan tak menyelesaikan kisahnya, tapi tiba-tiba saja bangkit dari sisiku, berdiri dan seperti membayangkan musik memutar dalam benaknya,  dia mulai melakukan gerakan indah, tarian yang mempesona, sekarang dia mulai membuka suara merdunya, dia bernyanyi sambil meneruskan tariannya.
*When you meet this someone 
who is meant for you 
Before two can become one 
there's something you must do 
Do you pull eachother's tails? 
Do you feed eachother seeds? 

          Dia tertawa dan menutup mulutnya.
No, There is something sweeter everybody needs. 
I've been dreaming of a true love's kiss 
And a prince, I'm hoping, comes with this 
That's what brings ever-aftering so happy 
That's the reason we need lips so much 
For lips are the only things that touch 
So to spend a life of endless bliss 
Just find who you love through true love's kiss 

          Dia tertawa lagi kali ini lebih lepas dan ceria
         
Ahahahaha Ahahahaha Ahahahahaha 
She's been dreaming of a true love's kiss 
And a prince, she's hoping, comes with this 
That's what springs ever-afterings so happy 
That's the reason we need lips so much 
For lips are the only things that touch 

          Dia berputar-putar, menari dengan indah.
So to spend a life of endless bliss 
Just find who you love through true love's kiss 
          Lagunya usai, dia terlihat bahagia, dan aku bisa menebak pikirannya, dia juga pasti menginginkan ciuman cinta sejati. Itu pasti, binar matanya memancarkan keinginan terdalamnya dengan jelas, jadi ketika kembali duduk di sampingku, aku mendekatinya, menatapnya dalam jauh ke dasar mata cokelat indahnya, dia terlihat sedikit terkejut karena tiba-tiba saja suasana ceria tadi jadi sedikit tegang sekarang. Dia terdiam, aku juga, suara jantungnya atau entah jantungku yang berdetak lebih cepat terdengar begitu kerasnya. Aku tau ini adalah bagian yang…ada rasa yang aneh yang tak bisa kudeskripsikan, seolah-olah ada kodok melompat-lompat dalam perutku, suhu badanku meninggi dan, bagaimana bisa aroma nafasnya yang segar dan wangi itu terasa sedekat ini? Baiklah wajahku lah yang pertama kali berinisiatif mendekati wajahnya, dan tangankulah yang memang terlalu cepat mengambil tindakan untuk membelai pipi lembutnya, sekarang aku bahkan bisa merasakan wangi tubuhnya yang, seperti wangi Orange dan bunga-bungaan tropis. Haruskah sekarang??? Kutatap wajahnya yang kini merona, matanya terpejam, bibirnya sedikit terbuka, oh Tuhan apa yang harus kulakukan??? Lama kupandangi wajahnya yang rupawan bagai pahatan, bulu mata lentiknya yang panjang membuatku…baiklah, kupikir inilah saatnya untuk memberikan pengalaman ciuman pertama, yeah, jadi kusentuhkan bibirku pada bibirnya yang berwarna dan kupikir akan berasa seperti buah Peach…tapi,yeah…! Aku tak merasakan apa-apa, karena itu hanya ada dalam khayalan otak mesumku yang menyerang tiba-tiba.
          Gadis masih menari-nari dan dengan ceria tanpa pernah tahu bahwa aku sedang  memikirkannya yang memberiku pengalaman menyenangkan lain dalam imajinasi payahku.
(*Ost Enchanted: True Love’s Kiss)

Bersambung…


0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top