HUKUM DULU DAN KINI, Puisi Martinus Sihwanto Hukum dulu dan kini apa lagi yang bisa kami harap darimu dulu adalah alat kinipun juga seharusn...
Read more »
SEHARUSNYA BUKAN KATAKU mataku masih sepet biarpun sudah tidur banyak, leher dan pundak juga kaku dan nyeri, lidah tebal kebanyakan asap rok...
Read more »
kerinduan kumbang pecundang masih kurasakan hangat tubuhmu diatas bangku taman dimana biasa engkau merenung menghabiskan sisa waktu menjelan...
Read more »
disana kutumpuk dengan rapi segala kisah petualanganku di antara sekat-sekat maya dan ilalang serta rumput liar setumpuk kisah hidup dan k...
Read more »
TANGIS BUMI tanpa air mata berlinang tanpa tanpa raungan dan isak semua tersimpan dalam magma berkalang rapuhnya selaput bencana sesaknya ka...
Read more »
SUNGAI TENANG DI PUNGGUNG BUKIT Sungai tenang di punggung bukit Bening mengalir tenang diantara desah angin pagi Mengirimkan kesejukan dan a...
Read more »
Tiga Ekor Cukup Mengenyangkan ~ Puisi Martinus Sihwanto (Begawan Penabur Kasih) Samudera telah pernah tenang Bulan sabit pernah pula bersin...
Read more »
biar kututup dulu telingaku merintihlah sayang jangan segan-segan aku sudah ada di hadapanmu jangan ragu-ragu keluarkan semua deritamu tap...
Read more »