Rahasia Gadis (4)



Suatu rahasia akan lebih baik dibiarkan tertutup selamanya, atau kebenaran yang terbuka, akan mengguncangkan dunia
(Rakendra)

            Dalam tayangan ulang, kuputar lagi, kejadian tadi pagi. Aku tak habis pikir. Otakku terlalu realistis ataukah memang apa yang kuhadapi adalah sebuah lelucon. Tiba-tiba saja aku dihadapkan pada pekerjaan yang kupikir hanya terdapat dalam cerita FTV kacangan. Aku harus menjaga anak gadis orang. Awalnya, kupikir si Gadis, adalah tipe cewek dengan masalah mental, tapi ternyata, dia…yeah…kupikir dia hanya bermasalah dengan selera fashionnya yang terlalu di pengaruhi oleh fantasi fairy tale. Dia pikir dia siapa? Seorang ballerina? Tunggu dulu! siapa tahu, mungkin juga dia seorang ballerina. Tapi, hidup mengajarkanku jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan.

          Aku masih bisa merekam ulang adegan perjumpaan kita.
          Dia di sana, awalnya aku melihatnya dari samping, menghadap kursi kosong di depannya dengan tatapan sedih. Matanya memerah, mungkin dia habis menangis. Tapi ketika melihatku, dia menunjukkan wajah angkuh; ekspresi seragam para gadis sombong kaya sedunia!
          “Gadis?” dengan ragu aku memanggilnya. Entah mengapa ketika itu, di lidah, saat nama itu terucap, aku bisa mengecap sebuah rasa. Manis. Seperti campuran caramel dan segarnya strawberry. Oh tidak! Jangan beranggapan aku mengalami syndrome jatuh cinta pada pandangan pertama. Cinta tak bisa kupercaya. Okay, aku hanya terpesona. Itu saja!
          Aku mengingat bagaimana matanya menatapku atau lebih tepatnya meneliti. Matanya menggeledahku. Sorot matanya seperti sinar laser yang membedahku. Pada saat yang sama aku seperti merasa diintimidasi. Tapi aku mengingat tugasku. Gadis ini gadis yang akan merepotkanku. Dia terlihat normal walau sedikit menyimpan keanehan.
          Aneh ya aneh.., seaneh pertemuan pertamaku dengan ayahnya. Seseorang yang menyelamatkanku, seseorang yang membuatku tetap hidup. Setelah keputusasaanku, setelah percobaan bunuh diri yang kulakukan.
          Bodoh, tolol, idiot, adalah kata yang tepat untukku pada saat itu. Tapi pelajaran yang bisa kutangkap satu hal: Suatu rahasia akan lebih baik dibiarkan tertutup selamanya, atau kebenaran yang terbuka, akan mengguncangkan duniamu! Seperti yang kualami.
          Sebelumnya, aku hanya anak biasa dengan kehidupan ala film drama tentang anak terbuang yang biasa. Sederhana. Tinggal di panti asuhan dengan banyak anak buangan lainnya. Kasihan. Tapi tolong jangan kasihani kami. Jujur bukan itu yang kami cari. Kami memang tak punya orang tua, tapi kami saling memiliki satu dan lainnya. Orang tua buat tak pernah kami anggap ada, jika mereka pernah ada, tentu dalam hati kami merasakannya.
          Aku ingat hari itu, usiaku 15 tahun. Jarang ada anak seusiaku bisa bertahan tinggal selama itu di sana. Tapi memang tak ada yang berniat mengadopsiku. Untunglah. Aku juga tak ingin pergi dan meninggalkan keluargaku yang kusayangi. Adik-adikku juga ibu-ibu panti. Aku selalu mengingat ketika ada seseorang yang berniat menjadikanku bagian keluarganya. Aku akan memberontak, apapun caranya. Aku percaya satu hal. Ibu yang melahirkanku sanggup menelantarkanku, apalagi orang lain.
          Hari itu, seperti dalam drama sedih. Ibu panti mendatangiku, menyerahkan kado, sebuah Sweater rajutan tangan. Dia mengatakan padaku bahwa dia menyangiku, aku percaya, karena kurasakan dihatiku. Tapi ingatlah, bahwa ketika seseorang menunjukkan tentang sayangnya, selalu ada sesuatu di balik itu. Beliau bilang, aku sudah terlalu lama berada di sana. Dia tak mengusirku, hanya saja …okay, dia hanya mengatakan kebenaran. Sudah saatnya aku menemukan orang tuaku. Dia sedih tentang keadaanku, dan berharap waktu menyembuhkan salah orang tuaku. Mereka menyuruhku mencari mereka. Kulakukan dan kecewa.
          Aku melihatnya di jauh sana. Ibuku…seandainya bisa menyebut begitu. Dia cantik, dan aku mendapatkan wajah tampanku darinya, warisan yang berharga. Sayangnya walau hidup mewah dia tak ingin mengingat masa lalunya. Dia tipikal cewek kaya, yang hanya mau terlihat sempurna.Dan memeiliki anak di luar nikah bukanlah sebuah prestasi, aku diungsikan di panti. Lihatlah kini, dia masih dengan hidup sempurnanya, dari luar, tapi di dalam???drama! Dia punya suami, yang kuyakin bukan papaku. Suaminya salah seorang pengacara ternama. Seseorang yang akan mengubah lagu Nasional “Maju tak gentar, membela yang bayar”. Mereka mempunyai seorang anak perempuan, adikku. Jujur saja, aku tak suka dengan sandiwara yang mereka mainkan. Ketika suaminya pergi, dia akan membukan pintu buat gigolonya, cowok seusiaku. Parah! Aku kecewa dan melupakan mamaku. Dan papaku? Tak kucoba mencari tau. Aku tak ingin kecewaku bertambah parah.
          Ditengah putus asa bodohku. Ketika hendakmenabrakkan diri pada kereta api. Pria itu menyelamatkanku. Ayah Si Gadis. Pak Ardian.
***
          Pak Ardian, darinya aku diberi sebuah kehidupan baru. Pergi dari panti, dan terlalu malu untuk kembali, membuatku akhirnya memilih jalan ini. Pak Ardian, bukanlah pria favorite banyak orang. Banyak yang membencinya atas apa yang dia lakukan. Tapi aku tak ingin mempedulikan. Ada benarnya sebuah kalimat yang mengatakan “Lihatlah lebih dekat” kamu takkan mengenal apapun bila hanya melihat sekilas. Pria yang … tak bisa dikatakan baik itu, walau tak menyelamatkan hidupku, setelah mengenalnya lebih jauh akhirnya aku mengakui betapa aku tak bisa tak bersimpati.
          Alih-alih seperti level anak buahnya yang terbawah. Menjadikanku kurir pengantar aneka jenis narkotika seperti bisnis yang membuatnya kaya raya. Tugasku jauh sangat sederhana. Dan yang pasti istimewa.
          Aku masih ingat kata-katanya…
          “Aku pernah ada dalam posisimu. Tak ingin merusak jiwamu yang masih baru”
          Dia memberiku tugas yang menyenangkan, yang pada akhirnya membuatku mengenal seseorang, seorang wanita istimewa. Wanita indah itu adalah “ibu” yang Tuhan kirimkan padaku.
          Aku suka pekerjaan pertamaku; hanya mengantarkan bunga Lily putih dan dan pesan cinta pada sebuah kartu, untuk kekasih Pak Ardian di masa lalu. Tapi sayang, semuanya begitu cepat berlalu. Malam buta tadi, dalam nada buru-buru, aku diberi tugas baru. Menyelamatkan Gadis-nya, putri kesayangannya. Bukan dari siapa-siapa. Tapi dari dirinya.

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top