(Enzo)
Apa yang kupunya? Segala yang diinginkan remaja cowok di seluruh dunia. Orang tua kaya, wajah tampan, pesona bintang lapangan, cara menyenangkan wanita, dan juga cara menikmati dunia dan isinya. Aku tau bagaimana cara untuk berbahagia. Seperti sekarang.
Aimee, cewek yang tergila-gila denganku sekarang berada dalam pelukanku. Kami sedang melakukan aktivitas bertukar liur secara romantis di ruang ganti khusus anak-anak klub basket. Aku memang punya kebiasaan latihan basket sendiri di minggu sore. Aimee yang tau kebiasanku, datang dan membawa kejutan yang kuterima dengan senang hati, Aku mencintainya? Oh kurasa tidak! Dia cantik, itu saja tapi percayalah aku tak jatuh cinta padanya, cinta adalah hal yang sudah lama punah, hanya ada dalam legenda takkan pernah hadir di sekitar kita, dalam kehidupan nyata. Semacam lelucon basi yang kuno. Aimee hanya gadis yang akan kunikmati, takkan pernah kubawa ke dalam hati.
“Enzo…I love you” matanya meredup saat mengucapkannya, dengan liar dia menciumi leherku, kunikmati, tentu saja, aku suka caranya memandangku dengan tatapan sayu yang menggoda, caranya bersuara manja saat berbicara tentang cinta, cara bibirnya mengecupku, juga cara tangan lembutnya menyentuh kulitku.
“Wait baby…” aku lebih suka membuatnya penasaran dan terkejut dengan cara menghentikan di saat dia mulai kehilangan kontrolnya. Kuberikan kecupan singkat di pipinya. “Thank you and see you tomorrow” Aku meninggalkannya sendiri di ruangan ganti. Yeah aku pergi, lebih lama bersamanya bisa bahaya, aku takut bila tak kuasa menahan hormon remaja.
Aku melewati lorong yang sepi, aku akan memasukkan beberapa barangku di loker, tapi ketika aku hendak ke sana, aku mengentikan langkah, tampak seseorang juga berada di sana, seorang cowok, sedang memasukkan sesuatu ke dalam loker, hey bukankah itu dereten loker para cewek? Yeah yeah yeah, cowok payah! Aku bisa menebak, dia seorang cowok tanpa nyali, pengagum rahasia! Betapa klasiknya.
Cowok itu pergi dengan langkah yang diseretnya, kakinya seperti menahan rasa sakit, aku tak yakin dia baik-baik saja, sepertinya dia baru saja jadi korban dari kekerasan, tapi apa peduliku? Tapi yang jelas penasaran menyelinap dalam otakku. Kuhampiri loker tadi, kurasa cowok itu tidak menutupnya dengan benar, kurasa dia terburu-buru, aku yakin dia tau kode loker ini, bagaimana bisa dia membukanya bila dia tak mengetahuinya kan? Tapi seharusnya dia tak seteledor ini. Kulihat nama di depan loker. Copelia Widjaja, seseorang yang diboikot pestanya oleh Aimee yang tak mau kalah. Kuambil barang yang baru saja dimasukkannya, sebuah boneka kayu prajurit, yeah menarik, dan surat, hanya untuk menuntaskan penasaranku. Kubaca.
Kukembalikan Nutcraker-mu, dia yang akan menjagamu sekarang
Aku tidak pergi, hanya tak bisa lagi bersamamu.
Tak terbayangkan rasanya saat aku jatuh cinta dan harus melupakan cinta disaat yang nyaris sama.
-R-
Aku terkekeh membaca drama itu. Kubawa surat dan boneka prajurit itu, Suratnya bisa jadi bahan lelucon, dan boneka Nutcracker-nya bisa jadi pajangan keren di kamar tidurku. Aku menutup rapat pintu loker dan pergi.
0 comments