(Adrian)
Pernahkah kau merasa ketakutan pada sebuah kerinduan?
***
Aku masih menyimpan penyesalan terdalam pada seseorang yang masih hingga saat ini kurindukan, tak pernah sedetikpun sejak hati itu aku tak menyesal. Dan penyesalanku harus kubayar mahal, hal yang setimpal menimpaku.
Rasanya waktu berlalu begitu lama, dan memang sangat lama. Ingin aku mendatanginya dan memeluknya, tapi takkan pernah bisa, kerinduanku takkan bisa membuatnya percaya, takkan bisa membuatku berhenti merasa bersalah.
Tiara
Sekarang aku bisa melihatnya, tentu saja dari jauh.
Kubawa kembali kenangan itu, dia tak mengenalku, tak pernah tahu siapa aku
Jangan mengasihaniku!
Memangnya kenapa bila cintaku bertepuk sebelah tangan?
Memangnya kenapa bila cintaku tak pernah terkatakan?
Memangnya kenapa bila cintaku tak terbalaskan?
Secara platonis, cinta memang tak harus saling memiliki!
Kesadaranku datang lagi.
Tidak pernah cinta menyertaiku.
Yang selalu ada dan menyertaiku, hanyalah satu, benci dan kegilaan
Sebuah rasa yang sangat indah.
Dari jauh aku memandangnya, hanya ingin mengetahui dia masih di sana
Aku pernah meninggalkan rasa trauma, aku percaya
Tapi siapa aku? Aku tak terlihat oleh matanya
Dia hanya melihat sosokku yang lainnya!
Aliasku, saudaraku
Beruntungnya diriku bisa melimpahkan kesalahan dan kebencian padanya
Tapi dalam hati aku tahu
Ada rasa yang tetap terendap di sini
Penyesalan…dan juga dosa besar.
Saatnya pergi, tapi wangi segar jasmine dan lime masih menyertai indera penciumanku, wanginya, yang bahkan sejak dulu tak pernah bisa kulupa.
Bersambung…
0 comments