Oleh: Pidi Baiq
Arian13 adalah vocalis PUPPEN. Sekarang PUPPEN-nya sudah gak ada dan Arian13nya kini menjadi vocalis SERINGAI. Pada suatu hari saya mencoba melakukan wawancara imajiner dengannya, semata-mata disebabkan oleh karena malas kalau harus datang menemuinya di Jakarta.Melakukan wawancara imajiner dengan Arian13 bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan suatu kekuatan khusus yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang mau saja. Rekaman hasil wawancara imajiner saya dengan Arian13 itu, alhamdulilah bisa saya muat di sini, yaitu setelah mendapat izin dari yang bersangkutan, sebab kalau tidak, saya akan tetap memuatnya. Mudah-mudahan bermanfaat, tetapi kalau pun tidak, manfaatkanlah.
Lgoo Seringai
Hari itu Rabu, saya datang menemui Arian13 yang sedang duduk di kursi rotan sambil membaca buku “Tips Mudah Mengendalikan Hawa Nafsu”. Dia menggunakan kemeja putih dengan bawahannya memakai sarung. Demi melihat saya datang, Arian13 bergegas menyambut saya. Saya bilang bahwa saya mau mewawancarainya, itu betul-betul telah membuatnya jadi terkejut, yaitu dengan cara menutup mulutnya pake tangan, seperti anak kecil dalam poster film HOME ALONE. Setelah dipaksa, akhirnya dia mau:
Arian13: “Di sini aja gitu? Atau mau di depan?”
Pidi Baiq: “Bebaslah. Di sini juga enak. Boleh merokok?”
Arian13: “Kalau mau merokok, kayaknya enak di luar sana deh. Soalnya gak enak sama orang yang gak merokok. Kita di depan aja gitu? Atau gimana?”
Pidi Baiq: “Ya sudah. Di sini aja. Ga apa-apa kok gak merokok juga. Sebentar ini.
Arian13: “Kurangi merokok, Pid”
Pidi Baiq: “Susah. Pengen sih”
Arian13: “Wawancara apa sih?”
Pidi Baiq: “Begini. Menurut Arian, mungkin enggak Puppen muncul lagi?”
Arian13: “Subhanalloh, langsung ini teh?”
Pidi Baiq: “Iya. Waktu soalnya. Mau langsung dimuat”
Arian13: “Menyangkut soal ini. Terus terang ya, Arian enggak bisa menjawabnya. Arian sepenuhnya menyerahkan diri kepada Kehendak Allah. Apakah Puppen bisa tampil lagi atau tidak. Tapi Arian pikir itu bukan soal penting sih. Hal yang paling penting kitapikirkan adalah pebuatan. Ahlak. Sikap kita. Apakah bisa memberi manfaat atau tidak buat semesta alam”
Pidi Baiq: “Setuju. Tapi ada gak, setidaknya keinginan, untuk kembali memunculkan Puppen?
Arian13: “Waduh. Gimana ya? Begini deh, Arian lebih memikirkan apa yang sekarang bisa Arian lakukan dulu. Itu belum sampai Arian pikirkan, apakah ingin atau tidak, soalnya untuk yang sekarang-sekarang aja masih banyak hal-hal yang harus segera Arian kerjakan”
Pidi Baiq: “Emangnya lagi sibuk apa sekarang?
Arian13: “Eh. Sudah masuk waktu ashar belum ya?”
Pidi Baiq: “Jam 15.13. harusnya udah”
Arian13: “Bagaimana kalau kita break dulu? Kita shalat ashar dulu?”
Pidi Baiq: “Atau nanti aja shalatnya, sebentar kok, paling sepuluh menit lagi juga selesai.
Arian13: “Aaah. Ayo. Gimana kalau lagi wawancara tiba-tiba kita wafat? Ayo ah. Kalau enggak, Arian gak mau wawancara nih?”
Pidi Baiq: “Ya sudah”
Arian13
Pidi Baiq: “Sibuk apa sekarang?”
Arian13: “Ya gitu. Kalau enggak kerjaan senirupa, ya musik. Kebanyakan musik sih. Alhamdulilah masih ada yang percaya sama Arian”
Pidi Baiq: “Menyangkut soal musik lagi. Menurut Arian, apa hal yang paling prinsip dibutuhkan oleh kelompok orang yang ingin mendirikan group band?
Arian13: “Lilahitaala ya? Menurut Arian sih Lilahitaala. Itu hal paling prinsip. Modal penting. Sehingga dengan itu apa yang kita perbuat lebih bersumber pada stimulus dalam. Murni bersumber dari diri yang asli. Yang jujur. Yang Ikhlas.
Pidi baiq: “Terus, menurut Arian hal apa yang sebenarnya lebih sering menjadi alasan bubarnya sebuah group band”
Arian13: “Subhanalloh. Tergantung pada niatnya sih. Nyambung sama yang tadi itu. Kalau niatnya bersumber pada stimulus luar, bukan stimulus dalam, biasanya sangat rentan untuk terjadinya perpecahan”
Pidi Baiq: “Stimulus luar itu?”
Arian13: “Stimulus luar itu unsurnya bisa berupa harta. Bisa jabatan. Wanita. Tahta. Yaaa yang macem begitu-itu lah.
Pidi Baiq: “Kalau Thoriq? Bagaimana menurut Arian?
Arian13: “Enggak usah ngomongin orang laah. Itu bisa fitnah. Apalagi dia itu masih saudara kita seiman. Masih se-KMSR (Keluarga Mahasiswa Senirupa ITB)”
Pidi Baiq: “Oh iya. Lupa”
Arian13: “Lagian kita juga kan belum tentu lebih baik dari orang yang kita omongin”
Thoriq
Pidi Baiq: “Baiklah kalau begitu. Menurut Arian bagaimana dengan masalah pembajakan?
Arian13: “Pembajakann ya? Hmm. Arian pikir. Apa pun itu, setiap perbuatan yang merugikan orang lain itu pasti salah. Tapi mestinya kita juga tidak langsung menyalahkan mereka. Karena dalam tiap diri manusia itu kan ada syetan. Syetan yang senantiasa terus berusaha membisiki agar untuk cenderung pada perbuatan jahat..eh ini direkam enggak?”
Pidi Baiq: “Bentar. Eum. Mmmmmmmmmmm. Eh iya. Lupa. Lupa. Belum neken tombol record. Sori. Sori”
Arian13: “Pidiii..Pidi. Masih aja seperti dulu”
Pidi Baiq: “Sori. Sori. Nah udah. Tapi gak apa-apa. Yang tadi semuanya saya pasti ingat.
Arian13: “Bukan “PASTI” ah!!. “Insya Allah”.
Pidi Baiq: “He he Iya Insya Allah”
Arian13: “Tapi Arian suka aneh juga sih sama orang yang anti pembajakan padahal software komputer di studionya juga hasil bajakan. Eh tuh kan, masya Allah jadi ngomongin orang. Nanya yang lain aja lah!”
Pidi Baiq: “Apa yang biasa atau sering Arian pikirkan saat manggung”
Arian13: “Yang pasti sih Arian suka inget Allah”
Pidi Baiq: “Kalau teks lagu?Ingat gak?”
Arian13: “Ih, hi hi ya iya dong”
Pidi Baiq: “Mana yang paling utama yang harus diingat di antara kedua itu?”
Arian13: “Kayaknya Allah ya? Iya Allah. Itu yang paling utama”
Pidi Baiq: “Begini. Sekarang kayaknya banyak sekali musisi atau pembuat lagu pada umumnya membuat lagu dengan cara…apa ya? Dengan cara nyopot- nyopot nada pada banyak lagu orang, biasanya lagu barat, kemudian dia kombinasikan dengan bantuan media khusus sehingga menjadi sebuah lagu baru. Bagaimana pendapat Arian?
Arian13: “Maksudnya?”
Pidi Baiq: “Apakah itu sah-sah saja sebagai sebuah hal yang lumrah pada diri seseorang yang katakanlah memang sudah bermental plagiator. Atau gimana?
Arian13: “Aduh. Arian tidak bisa memberi pendapat soal ini. Tapi yang jelas, ya kembali ke yang kita bahas tadi, soal stimulus dalam dan stimulus luar. Soal niat. Atas dasar apa kita berkarya. Bisa mungkin karena demi meraih sukses pasar. Bisa mungkin karena berharap lekas dapat puja. Lekas populer. Atau lebih menjunjung orisinalitas. Kejujuran. Ya hal itu tergantung pada masing dirinya sendiri sih ya?”
Pidi Baiq: “Agak pribadi nih. Dari keenam senar gitar, mana yang paling Arian anggap penting?
Arian13: “Senar satu dan senar tiga kayaknya”
Pidi Baiq: “Oh jadi 13 ya?”
Arian13: “Iya hi hi hi”
Pidi Baiq: “Apa sih cita-cita Arian yang sampai sekarang masih belum kesampaian?”
Arian13: “Apa yaa? Arian ingin umroh.. Ada sih teman ngajak. Tapi Ariannya masih belum ada waktu terus. Kasihan deh. Insya Allah bisa secepatnya lah. Doain ya”
Pidi Baiq: “Iya. Didoain. Mudah-mudahan”
Arian13: “Oh iya, Arian rencana mau ngajuin proposal membuat desain company profile nya Kubah Emas Depok.
Pidi Baiq: “Wuih keren. Bagus lah”
Arian13: “Doain lancar ya”
Pidi Baiq: “Didoain”
Arian13: “Aamiin”
Pidi Baiq “Aduh gak kerasa udah harus pulang. Seru nih ngobrol sama Arian. Tapi kayaknya segini dulu deh, Yan. Makasiiih banget udah nyediain waktu buat wawancara. Kalau ada waktu banyak bisa asyik ngobrol panjang ya?
Arian13: “Sama-sama. Iya nih. Padahal kita masih sono ya”
Pidi Baiq: “Yaah, mungkin lain waktu lah. Oke, Yan, saya harus langsung nih”
Arian13: “Oh iya. Iya. Langsung ke Bandung nih?
Pidi Baiq: “Kayaknya mau ke Sarah Azhari dulu tuh. Ada janji wawancara imajiner sama Sarah. Oke langsung ya, Yan”
Arian13: “Eh jusnya lupa diminum tuh. Dibungkusin ya?”
Pidi Baiq: “Ga usah, ga usah. Biar saya minum dulu deh”
Arian13: “Hati-hati di jalan”
Pidi Baiq: “Enak jusnya”
Arian13: “Makasih. Bayarnya lewat rekening yaaa. Eh enggak diiing. Boong. Becanda kok”
Pidi Baiq: “He he. Langsung ya, Yan. Makasih banyak. Assalamualaikum.
Arian13: “Walaikum salam warahmatullahiwabarokatuh
Bandung, 2 Agustus 2007
END
0 comments