Bintang Kata-Kata
Hanya ada meja kecil dan sepasang
kursi kayu tanpa sandaran. Kata-kata di layar putih
seperti bintang-bintang di langit bulan. Adakah itu bibir
senyummu di bawah meja, dan kalimat perempuan
seperti kopi pahit yang direguk bersama: kau dan aku!
Ah tidak, kaulah itu yang memasang mata di setiap mata;
menaruh hati di setiap hati, tanpa kursi…
Sandaran adalah kata bagi laki-laki cengeng,
katamu. Dan kau mengingatkan tentang meja yang
belum dibereskan: dunia poranda, kehidupan galau itu!
Pertemuan bukan hanya aku dan kau, tapi di tengah meja
boneka makelar memainkan sandiwara tanpa sutradara;
karena ideologi-idelogi besar telah bunuh diri, dan yang ada
adalah ketunggalan selera makan menu anak baru gede…
Bahkan minyak dimainkan dengan makelar sama; sutradara
tak juga menampakkan tangannya yang besar, kecuali
senyum manis yang membayang pada bibirmu yang
menggelepar-gelepar mencari sendok garpu. Jadi apa yang
musti kita ucapkan pada mata yang silau oleh gemerlap lampu,
sesuatu yang telah kita sepakati: kematian terindah!
Bahwa kita pernah bertemu, barangkali tanpa cinta…
Semarang, 2 September 2008
0 comments