KISAH CINTA ABDULLAH DAN KIARA

 

KISAH CINTA ABDULLAH DAN KIARA

3 Hati 2 Dunia 1 Cinta

/1/

Ditatapnya foto itu

Kekasih yang begitu dicintainya,

Namanya Kiara

Seorang gadis Nasrani yang taat

Kiara yang senantiasa mengimbangi pemikirannya yan liar

Diambilnya satu foto lagi,

seorang gadis cantik berjilbab, pilihan orang tuanya

Anak semata wayang sama dengan dirinya

Ayahnya satu profesi dengan ayah Abdullah,

Guru agama

Dia juga sahabat Abdullah, sekelas ketika di Madrasah

Namanya Siti Zulaeha, panggilannya Zulaeha

Sang ibu pasrah dengan pilihannya

Meskipun demikian Abdullah, nama lelaki itu

Sering mendengar ibunya menangis dalam keheningan malam

Lamat-lamat, terdengar ibunya membaca ayat-ayat suci,

sambil sesekali terisak-isak

Abdullah anak semata wayangnya,

Begitu melukai hati keluarganya

Abdullah, Kiara, dan Zulaeha saling mengenal

Mereka kuliah di kota yang sama

Abdullah dan Kiara satu almamater, tapi beda jurusan

Sedangkan Zulaeha masuk perguruan tinggi Islam,

IAIN, sebuah institut ternama

Persahabatan ketiganya,

Satu yang tidak dipahami oleh orang tua Abdullah,

Semakin menambah masalah

/2/

Teringat oleh Abdullah,

pertama kali mengenal Kiara

Ketika SMP

Dia yang datang terlambat,

Dihukum untuk belajar di perpustakaan

Baginya tidak ada masalah,

Ketika saat masih di MI pun buku-buku perpustakaan habis dilahapnya

Bahkan buku-buku bacaan untuk guru,

Tuhan itu sudah mati,” kata Nietzsche

Tuhan adalah satu-satunya yang tidak pernah lelah mendengarkan manusia,” lanjut Kierkegard

Itu kata-kata yang masih diingatnya, meski waktu itu tidak dipahaminya[i]

Dan ketika dewasa kata-kata itu menjadi bagian dari hidupnya

Abdullah baru menyadari,

Perkenalan dengan Kiara, seorang gadis yang rambutnya dikepang dua,

Membawanya pada dunia remaja yang indah

Waktu itu gadis, itu sedang menekuni bacaannya,

Di Bawah Lindungan Ka’bah, judul buku itu[ii]

“Wah, seleranya luar biasa,” pikir Abdullah

Setelah berbincang,

Abdullah baru menyadari bahwa gadis itu Nasrani

Di perpustakaan bukan karena dihukum,

Tiada guru yang mampu mengajarkan agama bagi non muslim

Setiap ada pelajaran agama,

Di situlah dia menghabiskan waktunya[iii]

/3/

Persahabatan dengan Kiara berlanjut,

Keduanya makin tak terpisahkan

Hobi membaca berbagai buku telah mengikat mereka

Beberapa kali Kiara pun berkunjung ke rumah Abdullah

Ibu Abdullah, bahkan menganggapnya seperti anak sendiri

Bagi ibu Abdullah, Kiara seorang anak yang cantik, rajin, dan sangat sopan

Tak jarang, Kiara membantu memasak

Ataupun ikut belanja di pasar

Bagaimana dengan keluarga Kiara?

Kiara tinggal dengan ibunya semata

Sang ibu bebas membiarkan anaknya bergaul

Tanpa membatasi dengan teman seagamanya

Sebagai penganut agama minoritas, dia menyadarinya

/4/

Perpisahan itu terjadi

Selepas dari SMP, Kiara pindah kota

Abdullah melanjutkan di SMA, dan selanjutnya kuliah di universitas

Entah sudah menjadi garis Ilahi

Seminar “Toleransi Antar Kehidupan Beragama” mempertemukan mereka

Abdullah tercekat

Seorang gadis cantik berdiri dengan lantangnya

Aku bangga sebagai orang kristen. Kristus mengajarkan kasih untuk sesama.”

Sontak semua mata tertuju padanya.

Peserta seminar yang rata-rata mahasiswa muslim terbengong-bengong..

Huuuuuuu…!”

Omong kosong. Bagaimana dengan praktek kristenisasi. Membagikan sembako bagi orang-orang miskin. Penyebaran agama secara tidak beretika seperti itu..bagian dari kasih kristus!” bantah yang lain[iv]

Peserta lain ramai bertepuk tangan.

Demikian juga Abdullah.

Meski dengan tepuk yang berbeda

Selepas acara itu selesai,

Kiara….

tergetar dia memanggil

Kiara menatapnya. Senyumnya melebar

Mereka masih mengenal dengan baik.

Berbeda dengan dulu..

Kini mereka telah sama-sama dewasa

Pikiran mereka jauh berkembang

Pencarian makna hidup merubah pandangan mereka

Tentang cinta, agama, dan Tuhan

Sebagai aktivis mereka banyak bergelut dalam pemikiran[v]

Kedewasaan tersebut ternyata menjadi masalah baru

Dulu kebersamaan bermuara pada persahabatan

Kini mengarah pada cinta dan kemanusiaan

Sapere Aude[vi]

Itu motto mereka

Pikiran mereka menjelajah menembus batas

Seperti kekuatan cinta mereka alami

Berdiskusi banyak hal

Perpustakaan

Warnet

Toko-toko buku

Seminar-seminar

Menjadi tempat favorit,

Untuk pencarian diri

Namun ketika ada pertanyaan

Pilih agama atau cinta?

Bisakah cinta menyatukan dua agama yang berbeda?

Berbagai buku dibaca

Kajian-kajian kontemporer dibabat habis

Merenung…

Menggali..

Namun tetap tiada kepastian..

Meski cinta kita tetap membara

Tuhan yang menganugerahkan cinta ini

Dan Tuhan yang akan mencarinya jalan keluar

Itulah pemikiran mereka

Inilah ikon perdamaian

Inilah simbol kebebasan

Dukung yang pro

Inilah liberalisme tanpa tahu moral dan etika

Itu bagi yang tidak suka

Dan di kota yang sama pula,

Abdullah bertemu dengan gadis muslimah, temannya dulu

Siti Zulaeha

Sebagai sahabat waktu kecilnya, Siti Zulaeha salah satu yang menyadari

Cinta mereka sulit terpisahkan

Meski Zulaeha mengagumi Abdullah

Kedewasaan berpikirnya tidak mengalahkan perasaannya

Apalagi dia juga sibuk dengan kuliahnnya

Satu hal menyadari sebagai perempuan dari desa

Di sisi lain bisa melepaskan banyak hal sebagai penulis berbagai tema

Namun,

Bukan berarti Zulaeha tidak bisa menghilangkan pikiran tentang Abdullah

Ketika pulang, dan bertemu dengan ibu Abdullah

Zulaeha bercerita tentang pertemuan dengan Abdullah

Dan sempat berharap agar Abdullah untuk berjodoh dengannya

Jodoh ada di tangan Tuhan

Begitu keyakinan Zulaeha

Sama seperti keyakinan Abdullah dan Kiara

Tapi satu kesalahan yang terjadi…entahlah

Ibu Abdullah tidak mengetahui hubungan cinta anak semata wayangnya

/5/

Bom waktu itu meledak

Acara wisuda

Mempertemukan keluarga Abdullah dan Kiara

Kisah cinta mereka terungkap

Ayah Abdullah tak berkata apa-apa..

Waktu itu..hanya mengatakan ya dan iya,

Kiara kehabisan kata-kata untuk menyapanya

Berbeda dengan Ibu Abdullah

Yang seolah menemukan anaknya kembali

Dipeluknya Kiara dengan erat

Kiara meneteskan air mata

Urusan kuliah selesai

Di rumah

Berbagai nasehat memasuki telinga Abdullah

Sehina-hinanya seorang budak muslim lebih baik dari pada wanita kafir[vii]

Begitu kata ayahnya

Keturunan yang baik…

Ketentraman jiwa…

Keluarga sakinah…

Tidak akan terwujud dengan pernikahan antar agama

Begitu keyakinan ayah

Abdullah membatu

Nasehat-nasehat ayahnya tidak terdengar

Ibu pasrah,

Sang Ayah pun kehilangan akal

Akhirnya Ayah berkata

Urusan perkawinan bukanlah masalah kalian berdua

Tapi menyangkut masalah keluarga

Ada dua pilihan,

Pergilah dari rumah ayah

Atau

Ajaklah dia untuk menjadi muslimah sejati

Ibu menambahkan

Aku memahami perasaanmu

Aku pun sangat menyukai Kiara

Tapi untuk sebuah perkawinan

Jangan lakukan

Apakah Zulaeha, tidak bisa mengubah pikiranmu

Abdullah terdiam

Semua diam

/6/

Agama dan cinta

Dua hal yang indah..mengajarkan kedamaian

Agama berlandaskan atas cinta

Adalah agama yang tidak menyukai kekerasan, peperangan apalagi pertikaian[viii]

Seandainya semua orang bersaudara

Tanpa pandang suku, agama, dan ras

Tidak ada sentimen kelompok

Indahnya dunia ini

Tidakkah saling sadar..mereka sama-sama manusia

Abdullah merenung tiada henti

Tuhan menganugerahkan cinta

Cinta sejati

Yang sebagian orang dianggap cinta palsu

Cinta yang menjebak

Cinta yang membutakan iman

Cinta yang menimbulkan keragu-raguan

Cinta yang menimbulkan pertikaian keluarga

Cinta yang menimbulkan perpecahan

Ah, itu bukan cinta

bisik hati Abdullah

Aku harus menemuinya dan memutuskannya.

Berpamitan ia pada orang tuanya

Ayah dan Ibu melepas kepergiannya

Berharap semua akan berakhir

/7/

Kiara bersama ibunya

Bicara panjang lebar tentang Abdullah

Beranilah menanggung akibatnya..

Jika tidak…

Mundurlah

Ibu Kiara berkata lagi

Banyak harga yang harus dibayar

Dijauhi saudara

Penghianat agama

Kiara tersenyum,

Ibu tenang saja..

Aku dan Abdullahku akan menyelesaikannya

Mereka terdiam

Datang Abdullah

Diajaknya Kiara menuju taman kota

Melihat pasangan muda-mudi saling bercengkerama

Di bawah pohon beringin yang rimbun

Terlihat sepasang remaja berciuman

Kita bahkan belum pernah melakukannya

Bisik Kiara

Abdullah tersenyum

Itulah cinta kita … bukan dorongan nafsu belaka.

Itulah kekuatan cinta kita.

Malam itu mereka bicara banyak hal

Tentang cinta, keluarga, dan agama

Sama seperti perbincangan sebelumnya

Tidak ada kata sepakat..

Tidak ada keputusan

Biarlah cinta yang akan memutuskan..

Seperti apa besok

Kita nikmati hari esok dengan kedamaian..

Kita pasrahkan hidup ini atas kehendak cinta

/8/

Kehidupan terus berlalu

Pertikaian antar agama pun terus berlanjut[ix]

Berbagai diskusi

Seminar-seminar

Tidak bisa menghentikannya

Ironis

Banyak yang meneriakkan kedamaian..

tapi kerusuhan bertambah banyak

Terorisme merajalela….

Pembunuhan

Dan kejahatan-kejahatan lain

Atas nama agama

Dan di atas semua itu

Cinta Abdullah dan Kiara terus mekar

Perbedaan agama tidak bisa mengalahkan

Orang tua menjadi penghalang

Cemoohan keluarga..masyarakat

Menjadi bumbu bagi hubungan mereka

Benar-benar cinta tanpa batas seperti Romi dan Yuli

Yoko dan Bibi Lung[x]

/9/ Dua puluh tahun kemudian

Satu persatu orang-orang terkasih meninggalkan mereka

Orang tua Abdullah telah menghadap ilahi

Demikian juga dengan ibunya Kiara

Siti Zulaeha menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi..

Mempunyai suami yang setia dan 3 orang anak

Bagaimana dengan Abdullah dan Kiara?

Di hadapan pusara orang tua Abdullah

Membersihkan rumput-rumput

Berdoa bersama

Semoga mereka bahagia bersama

Dan sampai sekarang,

Abdullah dan Kiara masih menunggu jawaban yang pasti

Mereka menjalani hidup tanpa ikatan

Berjuang bersama-sama

Meneriakkan perdamaian

Di alam sana,

kedua orang tua Abdullah meneteskan air mata

Dengarlah anakku, mungkin Tuhan tidak meridhoi hubungan kalian berdua.

Tapi aku akan berdoa untuk kebaikan kalian

Persatukanlah cinta kalian dalam tali pernikahan

Aku menyerah dengan kekuatan cinta kalian

Ternyata kematian kami tidak bisa membebaskanmu.

Semilir angin menyejukkan jiwa keduanya…

Bergandengan tangan mereka keluar dari makam tersebut…

Inilah cinta kita

Purbalingga, 20 Agustus 2012


[i] Tokoh-tokoh eksistensialis yang dikenalkan dalam buku Berkenalan dengan Eksistensialisme oleh Fuad Hassa. Tokoh yang dikupasnya, yaitu Kierkegard, Nietzsche, Berdyaev, Sartre, dan Jasper. Agak mengherankan, buku seperti ini sudah beredar di sekolah tingkat dasar bersama-sama dengan buku Pengantar Heteronimia dari pengarang yang sama. Penulis menemukan buku tersebut sekitar tahun 1993 di sebuah madrasah ibtidaiyah (MI) di salah satu sekolah di Jawa Tengah.

[ii] Novel karya Hamka yang berjudul Di Bawah Lindungan Ka’bah menceritakan kisah kasih tak sampai antara Hamid dan Zainab yang terbawa sampai liang lahat. Zainab merupakan anak orang terkaya dan terpandang, sedangkan Hamid hanyalah berasal dari keluarga biasa dan miskin. Dengan keadaan seperti itu, Hamid pergi ke Mekah. Dengan berbagai masalah yang dihadapi, Hamid memutuskan untuk meninggalkan kota kelahirannya, pergi sejauh-jauhnya, akhirnya sampai di kota Mekah.

Zainab yang ditinggalkan hidupnya terasa hampa dan akhirnya jatuh sakit-sakitan. Akhirnya Hamid menyadari bahwa Zainab juga mencintainya. Tapi, semuanya telah terlambat. Kondisi Hamid di Mekah juga sering sakit-sakitan, . Di akhir cerita, mendengar kabar Zainab telah tiada, Hamid p menyusul Zainab. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di bawah lindungan ka’bah.

[iii] Bentuk determinasi dalam pendidikan sekolah umum, yang tidak menyediakan guru agama yang sesuai dengan agama siswanya. Sekolah tidak mau repot atau mempermasalahkan kejadian tersebut. Dan kenyataannya, siswa yang tidak mendapatkan haknya itu pun tidak mempermasalahkannya. Nilai raportnya diperoleh dengan melihat kelakuaan keseharian dan tes akhir semester saja.

Pengalaman ketika di bangku universitas, penganut agama minoritas (non muslim) mahasiswa berbagai jurusan atau fakultas disatukan untuk mendapatkan mata kuliah agama sesuai dengan kepercayaannya.

Peristiwa ini juga bukan hanya terjadi di Indonesia, di Srilanka anak-anak Katolik terpaksa belajar pelajaran agama Budha sebagai alternatif untuk pelajaran agama Kristen. Pastor Ranjith Madurawala, ketua komisi pendidikan sekolah-sekolah Katolik di Keuskupan Agung Kolombo, yang juga bertemu dengan presiden, mengatakaan kepada ucanews.com bahwa bahwa untuk mengajar agama Kristen dibutuhkan segera 1.000 guru agama. Pelajar Katolik memiliki hak yang sama seperti para siswa lain untuk memperoleh pendidikan gratis dan mendapat pelajaran agama Kristen di sekolah negeri. http://indonesia.ucanews.com/2010/07/20/guru-diperlukan-untuk-mengajar-agama-kristen/

[iv] Berbagai cara dilakukan oleh misionaris untuk menyebarkan agama kristen, misalnya melalui pembagian sembako, pendidikan gratis, menikahi wanita Islam, liberalisasi ajaran islam dan sebagainya.

http://ipmimo.blogspot.com/2012/07/mengikis-fenomena-misionaris.html#

Disinyalir dengan perkembangan teknologi, proses kristenisasi pun marak dilakukan melalu internet melalui pemikiran-pemikiran yang merusak generasi muslim. http://aditya92-aditya.blogspot.com/2012/03/ketika-misionaris-mengenal-teknologi.html

Termasuk juga konten-konten yang sangat menghibur, seperti game online, pornografi, berbagai media sosial bisa dianggap sebagai jalan pengrusakan generasi muslim.

[v] Di kalangan mahasiswa, hal yang wajar menceburkan diri pada organisasi yang tumbuh di kampus. Organisasi yang berkembang di antaranya HMI, IMM, PMII, PMKRI, GMNI, LMNB, GMKI, dan lain-lain. Di organisasi-organisasi tersebut mempunyai pola-pola yang berbeda dalam melakukan perkaderan . Dan tidak jarang, terjadi persaingan antara organisasi-organisasi tersebut dalam merekrut anggota.
Setiap mahasiswa bisa langsung dicap dari organisasi yang diikutinya. Bagi yang kental NU akan masuk PMII, yang berpikir islamnya liberal masuk HMI. Meskipun HMI sendiri terpecah menjadi Dipo dan MPO. Untuk yang katolik masuk ke Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia disingkat (PMKRI) dan yang kristen bisa aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Apapun organisasi yang diikutinya, bagi anggota yang aktif akan memperoleh banyak manfaat, baik dalam kematangan berpikir maupun kemampuan bersosialisasi dan berorganisasi.

Dan tidak jarang, timbul kesenjangan antara mahasiswa yang aktif di organisasi-organisasi dengan mahasiswa yang hanya kuliah semata. Bagi yang kuliah semata, menganggap bahwa para aktivis banyak membuat ricuh dan banyak beromong kosong. Sebaliknya, para aktivis menganggap mahasiswa “kuliahan” sebagai mahasiswa yang tidak peka terhadap masalah sosial dan kemanusiaan

[vi] Sapere aude dapat diartikan sebagai keberanian untuk berpikir. Istilah yang awalnya digunakan oleh Horace, berkaitan erat dengan istilah enlignment (pencerahan) yang dikemukakan Immanuel Khan. http://en.wikipedia.org/wiki/Sapere_aude

[vii] Lebih baik seorang laki-laki muslim menikahi seorang budak daripada dia menikahi wanita kafir, walaupun cantik wajahnya.

Dalam buku Masalah Nikah dan Keluarga karangan Miftah Faridl, dibahasa pertanyaan “Bolehkan seorang muslim menikah dengan nonmuslim dan benarkah seorang muslim boleh menikah dengan wanita kristen?”

Berdasarkan QS Al Maaidah ayat 2 dapat menyimpulkan bahwa wanita muslimah tidak boleh menikah dengan pria nonmuslim, termasuk dengan Ah;ul-Kitan. Pria Muslim pun tidak boleh menikah dengan wanita kafir/musyrik, tetapi pria muslim boleh menikahi wanita Ahlul-Kitab.

Untuk ahlul kitab ada beberapa pendapat,

Pendapat 1 : AhlulKitab adalah penganut agama Yaudi dan Nasrani (kristen).

Pendapat 2 : termasuk kafir dan musyrik

Pertimbangan lain adalah mengenai kewajiban setiap suami wajib mendidik istri dan keluargana supaya melalukan sholat (QS Thaha : 132)

Faktor lain adalah apakah suami mampu membawa istrinya menjadi muslimah salehah, selanjtnya bagaimanakah dengan keturunannya. Ini karena di tengah keluaraga peranan ibu/istri lebih dominan dari peranan bapak/suami.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah seorang pria muslim hendaknya tidak menikah dengan wanita kristen.

Demikian juga ada larangan wanita muslim dengan laki-laki non muslim. Hal ini berkaitan dengan posisi wanita yang harus tunduk kepada suaminya. Dalam Islam juga tidak dibenarkan seorang lelaki non islam (ahli kitab) memerintah wanita muslimah untuk taat kepadanya. Islam memandang wanita muslimah jauh lebih tinggi derajatnya di mata Allah ketimbang laki-laki ahli kitab. Lihat buku Konstruksi Seksualitas dalam Wacana Sosial karangan Rahmat Sudirman.

[viii] Dalam kenyataannya banyak kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Misalnya dalam agama Yahudi, ada tokoh Shlomo Goren, mantan pimpinan Rabbi untuk kelompok Yahudi Eropa Barat di Israel yang mengeluarkan fatwa (1984) bahwa melakukan pembunuhan terhadap Yasser Arafat merupakan bagian dari tugas suci agama. Demikian juga pada dekade sembilan puluhan, pasukan Serbia yang didukung Gereja Ortodoks membumi hanguskan masjid-masjid di Sarajevo.

Pertikaian di Maluku, korban yang tewas akibat pertikaian antar kelompok mencapai 657 warga sipil dan 14 aparat keamanan (Januari – 3 Desember 1999). Dan dalam berbagai bentrok lain, meski dipicu oleh masalah ekonomi, sosial-budaya atau agama. Agama telah dijadikan alat untuk meningkatkan dan “membenarkan” pertikaian. Terutama antar kelompok Islam vs kelompok Nasrani dengan jargon perang suci atau jihad.

(Lihat Buku Melampaui Dialog Agama, karangan Abd A’la yang diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara)

[ix] Pertikaian yang terjadi bukan hanya antara Islam dan Kristen. Tetapi terjadi lebih karena kelompok mayoritas dan minoritas.

Saat ini kekerasan terhadap muslim Rohingya di Myanmar meningkat saat terjadi bentrokan antara warga etnis Buddha dan muslim Rohingya pada 3 Juni lalu di barat Rakhine. Bentrokan ini telah menewaskan sedikitnya 78 orang dan sebanyak 70 ribu orang kehilangan rumah mereka.
Saat ini, tercatat sekitar 800 ribu anggota etnis Rohingya tinggal di Myanmar. Namun, pemerintah Myanmar menganggap mereka orang asing. Penduduk Myanmar pun menilai etnis Rohingya adalah imigran gelap dari Bangladesh. http://www.tempo.co/read/news/2012/07/30/078420120/Presiden-Didesak-Bersikap-Soal-Kekerasan-Rohingya

[x] Kisah cinta Yoko dengan bibi Lung, selaku gurunya merupakan cinta terlarang. Menurut adat istiadat kuno, cinta seperti itu merupakan cinta hina dan tidak bermoral. Namun kekuatan cinta mereka mengalahkan segala-galanya. Berbeda dengan kisah cinta Kwee Ceng dengan Oey Yong. Kisah cinta Yoko bukan hanya terhalang oleh saudara ( Yoko akan dijadikan menantu Kwee Ceng) tapi juga oleh adat istiadat dan tradisi.

http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/01/sinopsis-return-of-condor-heroes-versi.html

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top