Saya masih ingat, ini ditulis waktu saya masih kuliah tingkat dua. Ditulis untuk dibacakan di lapang basket ITB, pada acara ORASI mahasiswa menyambut hari Pendidikan Nasional. Tulisan ini sudah sedikit saya edit dan presidennya waktu itu adalah Bapak Suharto.
1
Ketika Raja Omes menyelesaikan makan siangnya, dia bersama Raja-raja lainnya yang sedang menginap di kerajaannya, dan mendengar si Abin berhasil ditangkap oleh wali kelasnya, setelah dia berhasil kabur dari sekolah.
2
Di sekolah, si Abin dipanggil oleh guru-gurunya, kemudian memarahinya dengan bahasa yang formil, di sebuah ruangan yang sempit penuh dengan tulisan pepatah. Si Abin menangis meskipun dia tahu bahwa tak ada yang bisa diselesaikan oleh air mata. Tetapi itu adalah air mata kecewa. Air mata amarah, jika anak-anak boleh marah.
3
Mendengar nasib si Abin, semua Raja yang menginap di kerajaan Raja Osmon merasa kasihan kepada Abin, kecuali Raja Osmon, karena dia masih tidur. Raja Satar langsung memanggil jendralnya, yang sedang menghadiri pembantaian semut dan lalat di Afrika, untuk segera membantu menangani kasus si Abin.
4
Para raja itu segera pergi. Mengunjungi rumah khusus penampungan anak-anak bolos sekolah. Dan anak bolos sekolah yang pertama bicara kepada raja-raja adalah Zaelos.
5
Pacarnya Zaelos adalah Wasito, yang telah dibunuh oleh adik Ketua Murid, karena dianggap berpotensi menghalangi gerakan kakaknya meraih jabatan yang lebih tinggi: ketua OSIS. Zaelos bilang bahwa pada saat ia bolos, sebenarnya dia terus memikirkan sekolahannya.
6
“Coba lihat sekarang” Kata Zaelos. “Bagaimana mungkin kami tidak bolos sekolah. Kepada sekolah, kami bayar SPP dan hal yang lainnya juga, lalu tiba-tiba kami menjadi tawanan. Raja Osmon tersenyum. Zaelos berkata lagi: “Ya, Tuhan Maafkan kami, Tapi kami tidak suka sekolah, jika terus seperti ini”.
7
“Lihatlah Abin” Kata Zaelos kepada semua raja dan semua manusia yang ada di planet bumi. “Dia harus cinta kepada Solea, ketua seksi rohani OSIS, hanya agar dia bisa semangat sekolah ketika ia tidak bisa mendapatkannya dari yang lain yang ada di sekolah.
8.
“Padahal” Kata Zaelos lagi, “Dia tahu Solea itu jahat karena suka membunuh capung. Menghina manusia padahal itu adalah karya Tuhan Yang Maha Sempurna.”
9
Zaelos menceritakan semuanya dengan ngawur. Tetapi Raja-raja itu menangis mendengarnya. Sekarang Zaelos telah didengar untuk segala sesuatu secara penuh. Oleh seluruh dunia.
10
Lalu Zaelos berkata lagi: “Wahai raja segala raja, kami tahu, bolos sekolah adalah tidak bisa dibenarkan. Saya katakan ini supaya tidak ada orang lain yang bolos sekolah. Sekarang Abin tidak ada di sini, Raja, wahai Raja, perbuatan kami bolos sekolah adalah atas nama hati yang selalu berguncang ketika berpikir tentang penderitaan anak-anak yang bosan berada di dalam kelas”.
11
“Mereka ingin laut............” Kata Zaelos lagi sambil kini seperti mau menangis. “Ingin gunung, tapi terhalang oleh pagar yang tinggi. Dan kami adalah orang-orang yang lemah sebagaimana mereka memandang kami begitu”
12
“Ini adalah kami. Kami adalah kami, telah saling berpegangan tangan sampai merasa bahagia meskipun tidak. Dan akan terus berusaha melawan dari segala macam bujukan kehidupan sekolah, yang membuat kami terpisah dari kehidupan dunia yang nyata.
13
“Kami dipaksa tidak usah berpikir apa-apa lagi selain menjadi kerbau, taat pada sebuah kebenaran yang ada di luar diri kami, Kunci Jawaban namanya”. Semua orang di dunia mendengar Zaelos bicara kecuali yang sedang tidur siang bersama veteran tentara VOC.
14
“Wahai Raja-Raja, kami mungkin dapat mengambil pelajaran dari sekolah, namun ketika mereka tidak menggunakan hatinya, itu telah menyebabkan banyak korban. Lalu mengapa mereka terus menjadi seperti itu. Menjadi begitu baik hanya kepada mereka yang baik dan begitu marah kepada kami yang nakal yang justru seharusnya mereka rangkul”
15
Dan Raja Omes berkata, “Hmmm. Anak-anakku, terserahlah apa yang kamu bicarakan itu. Tapi tidak ada anak sekolah yang lebih nakal di muka bumi ini dibanding dengan melakukan perbuatan bolos sekolah, ketika kepala sekolah justeru sedang sibuk meniti kariernya sendiri”
16
“Ingatlah, Anak-anakku”, Kata Raja Omes lagi“Bagaimanapun, bahwa guru-gurumu masih marah kepada kalian, karena dibutakan mata mereka dari masa lalunya, yang juga pernah menjadi anak-anak”
17
“Yang pernah berusaha nyontek waktu sekolah dan yang kini melarang siswanya nyontek. Yang dulu merasa malas sekolah, yang kini melarang siswanya malas sekolah. Yang menyuruh semua siswa berkarya, dirinya sendiri tidak memiliki karya. Yang memberikan aneka macam teori berkarya, dirinya sendiri tidak kunjung mempraktekannya. Maafkan mereka”
18
“Abin, dan juga kalian, adalah anak-anak bumi, yang dilahirkan oleh kasihsayang. Kalian boleh pergi ke laut, sekarang, ke gunung, ke lembah, bersama dirimu sendiri, untuk mendapat hikmah dan pelajaran, bahkan dari apel yang jatuh menimpa kepala Newton, bahkan dari air yang meluap dari bathtub Archimedes”
19
“Namun, marilah kita berangkat bersama-sama. Dan melihat bagaimana kita dapat membantumu untuk kembali gembira. Kalian harus tenang, karena jika kita semua begitu, nyaris tak akan ada kekuatan yang akan bisa merobohkan. Dan itu adalah seperti karang “
20
Zaelos berkata, “Raja anak langit, Raja segala raja. Kalau kemudian sekarang kami harus kembali ke sekolah, pertama-tama kita harus mengirimkan si Saturnus, menyuruh dia loncat dari pohon ke pohon untuk memberitahu kawan-kawan bahwa kami telah berpikir untuk kembali ke sekolah. Sementara itu, kami akan menunggu di sini untuk mendapatkan jatah makanan sambil bermain skateboard dan bilyard di bawah naungan logo Rolling Stones”.
21
“Kami akan memberanikan diri menelepon orangtua kami, yang bertahan dalam makanan yang kurang karena uangnya habis untuk membayar sekolah yang mahal. Menelepon mereka yang cemas ketika setiap kami pergi sekolah, karena harus menembus sungai tanpa jembatan dan atap gedung yang roboh jika ditiup bahkan oleh seorang bayi semut”
22
“Dan mengajak guru-guru kami, untuk melihat apakah mereka bisa mendengar tentang apa-apa yang berkaitan dengan ketulusan, sehingga ini akan membuat mereka belajar untuk bicara dengan cara yang menentramkan. Dengan perasaan, mulai bisa memahami dunia kami yang asik”.
23.
"Guru adalah masalalu, dan murid adalah masa depan. Memamah biak ide lama adalah kembali mundur ke masa lalu”
0 comments