Bersama kawan-kawan Akademi Berbagi, yang diketuai oleh Mbak Ainun, saya berangkat ke sana. Bertemu dengan anak-anak Bantar Gebang, Jakarta. Anak-anak yang hidup di tempat pembuangan sampah.
Setelah sampai di sana, saya tidak tahu harus ngapain. Bau sampah menyengat di hidung, ya harus saya katakan begitu, karena memang itu nyatanya. Tapi bagi mereka hal itu mungkin biasa, karena setiap hari mereka ada di sana.
Anak-anak, bantu aku membuat lagu buat kalian. Oke?
"Okeee!!"
Lalu jadilah lagunya:
KAMI ANAK BANTAR GEBANG
Kami Anak Bantar Gebang
Harus kamu, kasih uang
Bisa tenang, bisa renang,
bisa kayang, bisa terbang
Bisa senang, bisa nendang,
selamanya
Syair awalnya itu. Mau saya juga itu. Tapi melihat mata mereka, tidak tahu kenapa, kemudian saya mengubahnya:
KAMI ANAK BANTAR GEBANG
Kami Anak Bantar Gebang
Satu selalu, Kasih Sayang
Bisa tenang, bisa senang
Bisa riang, bisa sayang
Bisa terbang, bisa kayang
selamanya
Ketika lagu itu dinyanyikan bersama-sama, Tita Larasati merekamnya diam-diam. Pas mau pulang dari sana, saya bertemu dengan kepala sekolahnya: "Mas, kalau saya boleh ngasih, itu lagu untuk mereka. Dari saya. Lagu biasa, Mas. Tapi saya senang"
Dan kepada Mbak Ainun, sebelum saya pulang ke Bandung, saya bilang: "Mbak, kalau ada orang yang tidak peduli kepada mereka, bolehkah aku bilang maka orang itu sampah?"
Setelah sampai di sana, saya tidak tahu harus ngapain. Bau sampah menyengat di hidung, ya harus saya katakan begitu, karena memang itu nyatanya. Tapi bagi mereka hal itu mungkin biasa, karena setiap hari mereka ada di sana.
Anak-anak, bantu aku membuat lagu buat kalian. Oke?
"Okeee!!"
Lalu jadilah lagunya:
KAMI ANAK BANTAR GEBANG
Kami Anak Bantar Gebang
Harus kamu, kasih uang
Bisa tenang, bisa renang,
bisa kayang, bisa terbang
Bisa senang, bisa nendang,
selamanya
Syair awalnya itu. Mau saya juga itu. Tapi melihat mata mereka, tidak tahu kenapa, kemudian saya mengubahnya:
KAMI ANAK BANTAR GEBANG
Kami Anak Bantar Gebang
Satu selalu, Kasih Sayang
Bisa tenang, bisa senang
Bisa riang, bisa sayang
Bisa terbang, bisa kayang
selamanya
Ketika lagu itu dinyanyikan bersama-sama, Tita Larasati merekamnya diam-diam. Pas mau pulang dari sana, saya bertemu dengan kepala sekolahnya: "Mas, kalau saya boleh ngasih, itu lagu untuk mereka. Dari saya. Lagu biasa, Mas. Tapi saya senang"
Dan kepada Mbak Ainun, sebelum saya pulang ke Bandung, saya bilang: "Mbak, kalau ada orang yang tidak peduli kepada mereka, bolehkah aku bilang maka orang itu sampah?"
0 comments