RINTIHAN MEMANGGIL NAMA




Rintihan Memanggil Nama



Suaramukah itu yang memanggil-manggil sebuah nama;

namakukah atau nama-nama yang ada dalam ponsel,

kata-kata bertaburan di udara. Ibrahim, siapa dia, rintihmu

dalam sunyi lampus. Jiwa rapuh menanggung beban tubuh,

meringkuk dalam derita..aku musti pipis di setiap dini hari!

Kenapa penjagalan dan penguburan tak dilihat sebagai tanda,

isyarat waktu bersama napas dalam putaran jarum zaman:



Kekuasaan! Lihatlah wajahmu yang bagai bintang di langit

kelam, bersama janji dan bual; bukankah itu sama dengan

kelakuan si pembunuh berantai. Bersama matahari terbit

di pagi hari kau akan menjagal dan mengubur setiap napas,

rahayat yang tak ada dalam ponsel..i miss u, i love u. Bah!

Ismail, kenapa dia, erangmu dalam dingin tak bertuan,

dalam pembunuhan yang kau ucapkan atas nama rindu:



Firdaus! Dengarlah kau memanggil namamu sendiri,

bagaimana dia, tanyaku dalam sekarat cinta yang entah

kepada siapa. Nama korban begitu banyak dalam kontak,

dalam setiap helaan napas; tak juga namamu yang terhapus

entah oleh siapa. Hanya rambutmu, sosok dan bahasa tubuh,

yang sebenarnya menipu! Di sini aku menyebut namaku

yang tak tertera sebagai tanda dan tak terucap zaman:



Kau!



Semarang, 2 September 2008

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top