DOMAIN DOT ID ANTARA PRESTISE DAN NASIONALISME

DOMAIN DOT ID

ANTARA PRESTISE DAN NASIONALISME


Membuka http://www.alexa.com/topsites/global terlihat sederetan web-web kelas dunia berakhiran .com. Mulai dari Google, Facebook, YouTube, Yahoo, Baidu, Wikipedia [org], Windows Live, QQ, Amazon, Taobao, Blogspot, Linkedln, Google India dan seterusnya.

Ke mana domain dot id? Pasti ada kalau diteruskan pencariannnya. Tetapi dapat urutan yang keberapa? Padahal Indonesia termasuk jajaran atas pemakai Internet, termasuk facebook dan twitter. Ironis sekali.

Apakah Indonesia memang layak dianggap sebagai bangsa konsumtif dalam segala hal. Dari hal yang remeh temeh, seperti mainan anak-anak seharga ribuan, barang pecah belah, barang elektronik, motor, mobil, internet, termasuk mengkonsumsi budaya-budaya dari luar negeri.

Bangsa yang komsumtif harusnya sebagai bangsa yang sejahtera. Logikanya punya uang banyak. Tetapi kenyataan berkata lain.

Mengapa demikian?

Apakah karena bangsa Indonesia lebih mengedepankan prestise ketimbang kualitas. Boro-boro bicara nasionalisme. Bangga menggunakan produk luar negeri dan bangga bicara kebobrokan dalam negeri menjadi salah satu indikator tidak sadarnya kita akan nasionalisme.

Sebagai blogger atau webmaster, pernahkah terpikirkan untuk ikut berjuang memunculkan nasionalisme melalui blog maupun websitenya. Dari pemberian nama, isi, sampai domain yang dipakai.

Ada yang mengatakan, bahwa menunjukkan nasionalisme tidak harus menggunakan domain .id, tetapi yang penting isi dari blog/web yang dikelolanya. Okelah, kalau berpendapat seperti itu. Tapi yang penting tetap konsisten untuk mengisi blog/web –nya dengan konten yang sehat. Jauh-jauh dari masalah pornografi, perjudian, penipuan, pembajakan, dan konten-konten sampah lainnya.

Tetapi, tentunya ada nilai tersendiri ketika domain .id dapat bertengger berjejeran dengan web-web raksasa seperti google, facebook, youtube, amazon yang kesemuanya berakhiran dengan com. Dari peringkat atas di alexa hanya wikipedia yang berakhiran dot id dan satu-satunya web dari Asia yaitu baidu.com yang milik China,

Sebagai salah satu pengguna terbesar Internet, hal yang wajar dan harus diperjuangkan agar domain Indonesia pun bisa masuk 10 besar, bahkan 5 besar.

Bagaimana caranya?

Lupakan dot com!

Lupakan bahwa domain dot com lebih berkelas dari dot id. Kalau dinalar, kita lebih menyukai .com karena dari dulu terbiasa mengetikkan kata tersebut. Lupakan bahwa dot com lebih mudah masuk ke pencarian berbagai search engine. Bukankan penamaan domain hanya salah satu aspek saja dari ketenaran suatu blog/web? Konten itu kuncinya.

Ingin mengakses blog/web yang aman. Tentunya dot id sebagai pilihan yang tepat. Jelas-jelas milik Indonesia. Tentunya pengelola blog/web tersebut tidak akan melecehkan ke-Indonesia-an dari blog/webnya untuk memuat konten-konten sampah.

Akhirnya, pemakaian domain Indonesia pun bukan sekedar masalah nasionalismenya. Tetapi implikasi lebih jauh terkait dengan keamanan maupun penyalahgunaannya.

Memang pengurusannya jauh lebih ribet ketimbang dot com. Di antaranya, dalam pembuatannya pun harus memberikan identitas yang sah. Mialnya, untuk domain web.id pendaftar harus menyerahkan foto kopi identitas, domain .ac.id harus menyertakan SK pendirian lembaga, domain berakhiran .co.id harus melampirkan akta notaris, dan seterusnya.

Hal yang wajar, ketika dalam pembuatan sesuatu sangat dipermudah maka angka penyalahgunaan pun semakin besar. Warisan budaya feodalisme yang masih kental di Indonesia. Mending repot sedikit tapi aman. Ketimbang instan tapi jangka panjang merusak.

Mari kita mulai berpikir untuk berjuang bersama-sama dari segala jenis bidang, termasuk di dunia maya dengan mengembangkan web/blog yang berbasis nasionalisme.

Wujudkan dot id di jajaran puncak dunia maya.








0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top