malam larut Menyerah di telapak tangannya ~ sajak: Timur Sinar Suprabana
: potret diri
sajaksajak menghantarkanku ke berkenalan dengan sepi
dan kemudian mengawinkanku berpasang dengan sangsi
lalu mereka merumahkan kami di Hati
yang orangorang bilang luar biasa sunyi
kadang
sembari susahpayah menahan berang
sendiri, jauh dari hari,
aku berpikir tentang kapan perkawinan ini berakhir
pernah, bahkan berkali, kuputuskan untuk sebaiknya berani lari,
tapi sajaksajak selalu tibatiba Sudah di sampingku
lalu memeluk bahuku
sebelum kemudian merengkuhku ke kalbunya yang sungguh bunga
dan kemudian berkata, “jangan ke manamana.
kerna di luar sana memang tak lagi ada yang lainnya.”
aku tak percaya,
tapi hilang daya.
aku merasa tertipu,
tapi kalbuku tak tersipu.
terhadap sajaksajak
:betapa aku ini tiada pernah bisa mengelak
Ternyata!
2006.
0 comments