MANIFESTASI
Cinta adalah kata yang bersikeras mewakilimu
agar aku bisa menamai dan menyebutmu
Kicau merdu tanpa burung
desah semak belukar di lereng gunung
memantul di langit yang rindu lautan
berjatuhan sebagai peluh hujan
Cinta adalah gerak bermiliar molekul yang bersekutu
mewujudkan dirimu agar aku bisa mengenalimu
Riap anak rambut, kerjap pelupuk
rekah bibir, tubuh yang menggeliat lentuk
Mata yang bagai mutiara meyimpan kilau palung lautan
menimangku seperti buih, mengubah hatiku jadi buah
sampai jatuh ke dalam geloranya yang basah
Cinta adalah ruh yang tulus menghuni tubuh
agar aku bisa menyentuhmu
Getar magnet yang merambat di kulit
seperti tangan langit merabai wajah lautan
di mana aku mengapung bagai buih
atau puting beliung yang mengguncang jantung hutan
di mana aku lumpuh usai meluruhkan benih
Kadang cinta menampakkan diri sebagai hijau daun
gairah yang mengalun di hamparan ladang jagung
layar perahu para petualang yang tak menemu arah pulang
kepak sayap gaib malaikat yang menyebabkan siang dan malam
Jadilah kau siang hari
karena malam adalah ibuku yang mengurai diri
demi bisa menemaniku tidur tanpa menjadikanku Oedipus
agar tak ada peniti emas menakik mata air darah di mataku
Cinta adalah hasrat suara yang meronta di mulut kelu si gagu
seperti gerak naluri yang membimbingku kepadamu
Gaung genta yang didentur angin bukit, laung azan tanpa muazin
dendang tembang tanpa biduan, lenguh setubuh tanpa kelamin
lirih memanggilmu tanpa kautahu siapa yang bertalkin
nafasnya segemerisik gaun peri di ranting kemuning
menggeriapkan bulu-bulu tengkukmu
seperti ketika kau bercumbu
Melalui kau aku bisa melihat cinta
mungil dan anggun seperti kedasih
ungu serupa kelopak selasih
tanpa aroma seperti tubuh orang suci
penuh damba seperti doa untuk orang mati
Kadang cinta ngembara dengan gaun berumbai seperti angin
mengusap semua benda untuk menemu mata paling bening
mata menjadi suar yang memberi cinta wujud tak asing
menyihir seluruh pandangan hingga tak ingin berpaling
Kini kau bisa menyebutku dan aku menyebutmu
aku lambang yang menandai kau, kau merujuk aku
sebagai molekul-molekul kita bersenyawa
menyatakan cinta
2013
* Ini puisi pertama saya di tahun 2013. Saya tayang di sini sebagai tabik kepada Bung Mochtar Pabottingi, penyair yang saya hormati (saya akan kehilangan jika Bung Mochtar tak menulis puisi lagi), juga untuk merayakan novel beliau yang sedang beredar "Burung-Burung Cakrawala". Selebihnya untuk teman-teman yang berkenan membaca :) =Sitok Srengenge=
0 comments