The Uncensored Confession of a Love Child 8







Sudah kuputuskan untuk menghabiskan malam minggu nanti, aku akan mengadakan pajamas party dengan Lea. Kupikir, aku takkan pernah merasakan apa yang namanya pajamas party yang selalu dilakukan “cewek-cewek normal” seusiaku yang hanya kutonton di film-film teenager Hollywood atau kudengar dari mulut-mulut cewek-cewek di sekolah. Dan sekarang, ini jadi kenyataan, aku akan membuat daftar hal-hal yang harus kulakukan di pajamas party-ku nanti!


1) Menonton DVD (sayangnya Lea payah banget soal milih film, dia milih film Kissing Jessica Stein, filmnya udah agak jadul dan aku sama sekali nggak punya referensi tentang film itu!)
2) Memesan pizza, menyetok coklat, cookies, pop corn, kacang kulit, keripik kentang, dan minuman soda (lupakan dulu soal makanan sehat!)
3) Mengumpulkan semua alat make up yang kami punya (Lea pake make up merk Anna Sui sementara aku make Paul n Joe)


Catatan:
-Foundation
- Poudre compact or loose powder?
- Eye colour
- Blush on
-Eye brow, eye liner
- Lip gloss
-Lipstick
-Kuas perona mata
-Kuas perona pipi
-Kuas or puff bedak
-Kuas concealer
-Penjepit bulu mata
-Pencabut alis
-Rautan pensil
-Sisir alis dan bulu mata
-Sponge make up
Ada yang kurang nggak yah? Omigod! Peralatan sebanyak ini hanya buat muka doank? Kenapa para cewek di dunia ini mesti merepotkan diri dengan peralatan gila seperti ini!
4) Foto-foto untuk mengenang malam pajamas party pertama kita
5) Musik, ini penting banget! Sepertinya hits jadul Olivia Newton oke banget!
6) Melakukan sesi CURANMOR-CURAhaN hati sebelum MolOR!
7) Tidur sampai siang!

***
Pajamas party-nya diadakan di kamar Lea yang menurutku seperti rumah Barbie yang disihir menjadi besar dan jadi seukuran kamar manusia, seluruh kamarnya didominasi warna pink dan ungu khas Barbie, semua yang ada disana membuat akuberpikir-seeandainya-aku-aku-tahu-siapa-si- pemilik-kamar, maka aku akan menyangka pemilik kamarnya adalah bocah berumur lima tahun. Ya ampun semuanya childish banget!
Kami menonton film Kissing Jessica Stein sambil makan tanpa henti, sampai-sampai aku merasa rahangku akan kram karena kebanyakan mengunyah. Menurutku filmnya sedikit membosankan tentang kehidupan romantis si Jessica Stein yang parah, dia jadi cewek jomblo yang menyedihkan hingga ke tarap desperate sampaisamapai ia mengikuti solusi asal bin gila temannya; yang menyuruhnya kencan buta dengan sesama jenis lewat biro jodoh! kisahnya memang sedikit lucu,
Yeah . . .bayangin aja Jessica yang hetero belajar jadi lesbian, si-cewek-lesbian pasangan- kencannya-bahkan mengajarinya cara ciuman, lumayan mengocok perut sih, api jika kamu punya selera humor oke. Sementara si Lea tetap fokus nonton tanpa ekspresi, hmmmmmmmmmm. . . . sepertinya selera humor Lea sedang bermasalah!
Kissing Jessica Stein selesai! (akhirnya. . . . ) dan kami saling mendandani, sayangnya aku tak mewarisi bakat dari mamaku yang seorang stylist, sejujurnya, aku payah banget!dan aku sekalipun tak pernah memakai make up kecuali baby powder dan sedikit lip gloss(itupun kalo aku ingat), karena menurutku, ini buang-buang waktu. Dan perlengkapanmake up yang kupunya sebenarnya adalah kado ulang tahunku yang lalu dari mama, sepertinya dia sangat berharap putrinya jadi cewek yang sebenarnya, tapi melihat siapa saja yang ada dalam kehidupan sosialku yang tak lain dan tak bukan hanyalah si kembar Fido-Dido. Jadi dia tak bisa berharap banyak, dan kupikir malam ini ia pasti sedang mengucapkan syukur pada Tuhan karena aku, seenggaknya dapat dikatakan seperti anak cewek kebanyakan, mungkin melakukan aksi separatis dengan si kembar sedikit membawa berkah.
Wow! Melihat hasil make over dari Lea membuatku takjub sendiri, dan sekarang tampangku tak lagi seperti Emily the Strange, tapi. . . . entahlah aku tak begitu yakin, mungkin sekarang aku sedikit lebih mirip Vanessa Hudgens (itu kata Lea dan aku meyakinkan diri bahwa aku dan si V memang punya beberapa kemiripan sekarang , dan walaupun V bukan cewek tercantik sejagad raya tapi seenggaknya dia pacar salah satu dari cowok cute si Troy Bolton, ooopssss maksudku Zac Efron)
Puas dengan tampangku yang sekarang sedikit lebih manis bikin aku narsis, aku nggak henti-hentinya ngaca, dan sekarang aku juga jadi banci foto, foto dalam segala gaya dan ekspresi. Kira-kira ada puluhan fotoku dan Lea yang berhasil terjepret oleh kamera digital Lea. Setelah bosan foto-foto, aku dan Lea jadi sedikit liar, berdisko gila-gilaan ala tahun 80-an, dan sejujurnya aku paling suka dengan segala trend ala 80-an, aku pernah cerita belum ya? kalo aku juga naksir abis dengan Clift Club 80’s (Hey. . . .apa hubungannya coba?)
Setelah kecapekan berdisko gila-gilaan, kami tanpa sadar jatuh tertidur dan yeah. . . . .aku nggak ingat apa-apa lagi, sampai siang membangunkanku.

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top