“Boleh minta satu hal” kataku memohon, saat kita makan siang, ini makan siang pertamaku dengan kedua orangtuaku. Mereka memandangku dan menghentikan makannya.
Mama menetapku, yang artinya katakan permintaanmu. “
Aku nggak butuh pskiater, aku baik-baik aja, kalo kalian memang bener-bener ingin nyembuhin lukaku, kalian tau apa yang seharusnya kalian lakukan.” Aku melanjutkan makanku dan menganggap aku tak pernah mengucapkan apa-apa.
***
Diperlukan keberanian luar biasa saat aku menarik keluar kotak warisan Lea dari bawah tempat tidurku, kotak khas Lea berwarna pink dengan banyak gambar mahkota kecil-kecil berwarna perak yang cantik, kuangkat penutupnya dan mau tak mau seluruh isi kotak ini mengingatkanku tentang persahabatan singkatku dengannya, ada banyak foto di malam pajamas party pertama dan satu-satunya yang pernah kita punya, aku membolak-balik foto-foto itu, satu yang kulihat Lea tak pernah bisa tertawa lepas atau senyum, tawa dan senyumnya selalu tertahan, apa dia tak pernah bahagia dalam hidupnya? dan kalung perak bertuliskan namanya, aku tau itu kesayangannya, dia mungkin ingin aku menyimpannya, dan yang terakhir sebuah surat, mungkin dia ingin memberitahuku sesuatu, kubuka suratnya dan mulai membaca tulisan mungil rapi yang indah, ditulis seperti di ukir, tulisan tangan Lea, yang mungkin tulisan terakhir semasa hidupnya.
Dear Key
Mungkin Keyra nggakkan bisa maafin apa yang akan Lea lakuin, tapi Key harus tau jauh dalam lubuk hati Lea, Lea nggak pengen melakukannya.
Bertemu dengan Keyra adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidup Lea
Lea banyak ngerepotin Keyra
Lea menyebalkan
Keyra memang suka marah-marah karena Lea
Tapi Lea tau Key adalah orang yang tulus, yang mau menghapus airmata orang yang bahkanbaru dikenalnya di toilet sekolah yang menakutkan, Lea nggak pernah melupakan hari itu.
Mungkin apa yang akan Lea lakukan adalah kebodohan terbesar yang Lea buat, tapi bagi Lea inilah yang terbaik.
Maaf untuk semuanya…
Maaf untuk segala kecengengan Lea
Maaf untuk masalah-masalah yang Lea bebankan
Maaf untuk sikap posesif Lea
Maaf karena Lea mencintai Keyra seperti yang nggak seharusnya
Ini salah, sangat salah dan Lea sadar tapi Lea nggak bisa untuk menghentikannya
Hidup Lea kelam, mungkin Lea dilahirkan untuk menanggung segala derita dunia Lea entah siapa, berasal darimana, Lea nggak tau, keberuntungan Lea hanyalah mama dan papa yang sekarang yang mau merawat Lea yang dengan tulusnya memberikan dan memenuhi semuanya, mereka orangtua sempurna, tapi hidup Lea nggak sesempurna kasih sayang mereka. Lea pikir, awalnya itu seperti kasih sayang; dicium, dipeluk, dimanja, ternyata itu adalah pemerkosaan yang Lea tau bertahun-tahun kemudian. Mungkin itulah sebabnya kenapa Lea sangat ketakutan setiap melihat orang lain, nggak ada yang bisa menandingi perasaan tersiksa setiap Lea bertemu pandang dengan orang asing. Apa ini kesalahan orang asing? bila orang yang kita pikir akan melindungi kita sanggup berbuat hal yang paling menakutkan, bagaimana dengan orang lain? Hal menakutkan bagaimana yang sanggup mereka lakukan? itu yang menjadi terror sepanjang hidup Lea, pemaksaan seksual secara brutal selama bertahun-tahun yang Lea alami menyiksa dan menghantui.
Setiap Lea di rumah tanpa papa dan mama, om Reza datang dan melakukan semuanya, seharusnya Lea nggak mengatakan tentang ini, tapi Lea nggak mau bawa ini sampai mati, karena yang membawa Lea untuk menemui kematianpun adalah apa yang terjadi yang dikarenakan oleh tindakan biadab om Reza, Lea pikir Lea satu-satunya korban, nggak! Bailey , sepupu atau yang Lea anggap sepupu selama ini. Tapi ini gila, Bailey pikir om Reza mencintainya seperti cinta yang seharusnya, bukannya sebuah bentuk incset yang nggak bermoral! Itulah kenapa Bailey membenci Lea, selain karena pengabaian orangtuanya.
Sebelum setiap laki-laki, kecuali papa tak bisa benar-benar Lea percayai, itulah kenapa Lea ingin menjauhkan Keyra dari Audy, maaf, karena Lea ingin cuma Lea dan Keyra selamanya. Terima kasih untuk banyak hal berharga yang pernah Keyra berikan, terima kasih karena Keyra membuat Lea percaya bahwa masih ada makhluk bernama cowok yang tulus, si kembar,dan bahkan Audy sampai saat terakhirpun mereka membuktikan bahwa di dunia ini masih ada yang namanya kasih saying tulus dari sahabat,
***
Aku memeperlihatkan surat itu kepada si kembar di loteng sekolah tempat kita nongkrong seperti biasa, yang saat itu tak kusangka ternya mereka bersama Audy, jujur aku kikuk bertemu Audy, dan kurasa dia juga begitu, tapi aku memaksa diri untuk pura-pura semuanya biasa-biasa saja, kadang pura-pura bisa bikin sesuatu jadi lebih baik.
“Gue berduka buat Lea” kata Fido
“Gue masih nggak yakin kalo dia udah pergi, gue rasa gue sempat agak naksir dia” kata Dido jujur
“Gue nggak begitu kenal dia, dia cuma anak baru yang jadi bulan-bulanan Bailey di kelas, gue nggak nyangka mereka keluarga, atau yeah . . . . .gue pikir Lea cukup manis, dia cerdas cuma bermental lemah” komentar Audy “Hi Key, feel better?”dia mengusap kepalaku, seharusnya dia nggak seperti ini, ini bikin perasaanku. . . . campur aduk!
“Yups” kataku singkat, lalu ada jeda panjang yang nggak menyenangkan, karena semua sibuk dengan pikiran masing-masing.
“Gue belom ke makam Lea, ada yang mau nemeni gue?” pintaku.
“Gue bisa nemenin loe” sambar Audy sebelum yang lain sempat bicara
“Ok”
***
Aku membawakan bunga Azalea untuk Lea seperti namanya, kusentuh nisannya,
seolah aku mengusap kepala Lea.
“Loe bego! Harusnya loe certain semuanya, minimal ending-nya nggak kayak gini” aku merasa Lea ada di depanku, dia menatapku dengan matanya yang selalu sembab.Tapi yang di depanku hanyalah Audy yang sekarang menyentuh tanganku yang memegang nisan dingin, yang kurasa seperti kulit Lea
“Key, Lea udah milih jalannya, mungkin dia keliru tapi kita harus terimakeputusannya, Lea mungkin nggak ada tapi dia bakal tetap hidup kan dalam kenangan kita” hibur Audy. “Lea tinggalin gue, loe juga, mama juga” ada ketakutan dalam kata-kataku juga malu, malu karena aku langsung bicara tentang ketakutanku akan ditinggalkan Audy dan juga takut bila mengingat perkawinan mama yang walau ditunda tapi hanya sementara.
“Gue . . . sorry . . . . . ? ninggalin loe?” dia bingung
“Loe mutusin gue kan?” tuntutku “terakhir kali ke tempat gue” aku mengingatkan
“Jadi? Loe pikir gue mutusin elo?”dia ingin tersenyum tapi diurungkannya “Gue bosen liat elo kayak kemaren, dan gue numpahin emosi gue, tapi gue nggak maksud mutusin loe, gue nggak setega itu, ninggalin loe disaat loe kayak gini! Gue sayang, sayang banget, walau gue nggak pernah denger loe bilang sayang sama gue!”dia melepass enyumnya sekarang dan memperlihatkan deretan gigi putihnya, dia mencium keningku pelan lalu menepuk-nepuk bahuku dan kita meninggalkan kuburan Lea, Kita berjalan sambil berpegangan tangan, agak konyol kurasa tapi menyenangkan, dan. . . . aku berdoa semoga Lea baik-baik saja disana.
0 comments