The Uncensored Confession of a Love Child 2





Kadang aku sendiri tak mengerti tentang apa yang kurasakan, tapi bila aku baru saja meledakkan amarahku, membanting pintu, dan menyetel musik keras-keras, aku akan merasa senang karena berhasil memenangkan perkelahian dengan Mamaku. Tapi, entah mengapa sekarang aku merasa sedih dan ingin menangis, dan aku tau ini tidak adahubungannya dengan rasa sakit dipipiku. Yeah, tadi akulah yang memproklamirkan diri bahwa aku kalah, aku benci kekalahan, itu membuat aku merasa seperti pecundang, tapidalam kasus ini pecundang sama dengan anak durhaka, karena masalahnya kali ini bukanhal sesepele aku tak membersihkan kamarku selama seminggu tapi ini karena aku meneriaki Mamaku dan juga karena aku dengan lancangnya mengungkit kesalahan dimasa lalunya yang membuat ia harus menderita memiliki anak yang sialnya adalah aku.Aku adalah anak yang  sama sekali tidak menghargai keberadaannya dalam kehidupan.

Masalahnya, Mamaku tidak tau kalo aku tidak memiliki teman-teman yang bisadibilang anak baik sejak aku mulai bersosilisasi dengan individu lain di luar lingkup keluargaku (TK-ku dulu lebih mengerikan di banding Azkaban!) dan itu hanya karena aku tidak memiliki Papa seperti anak-anak lain, selain itu para nenek sihir yang memakai topeng Ibu-ibu melarang anak-anaknya melakukan kontak sosial denganku. Mereka selalu menyindirku dengan bilang “buah terlarang menyebabkan selai busuk!” awalnya kupikir itu masalah makanan, dan selai busuk hanya akan membuatku sakit perut atau paling banter diare dan muntah-muntah, tapi ternyata akulah si penyebab selai busuk.
Kadang aku tidak peduli tentang keberadaan seorang Papa dalam hidupku, tapi ketika aku masih kecil dulu saat anak-anak cewek manja mulai memamerkan kehebatan Papanya aku hanya bisa terdiam.
“Papaku hebat banget lho, dia bisa nerbangin pesawat tau!”
“Hebatan juga Papaku, dia dokter bisa nyembuhin orang sakit”
“Papaku yang paling keren, dia bisa nangkapin orang jahat!”
Dan sepulang sekolah aku akan mengurung diri seharian di kamar untuk memikirkan Papa yang tak pernah kumiliki, kukarang cerita sempurna untuknya.
“Kamu tau nggak? Papaku itu berani banget! Dia pergi mendaki gunung Everest, itu tuh gunung tertinggi di Dunia. Tapi sayangnya, dia mengalami sakit pernafasan karena masalah ketinggian, dan ...aku nggak suka bagian ini , Papaku meninggal dia terkubur dalam gletzer abadi.

Dan yang pasti ‘teman-temanku’ akan menganggap Papaku sehebat para superhero, tapi kisahnya berakhir tragis. Sayangnya ‘teman-temanku’ itu idiot mereka bahkan tak tau apa itu Everest dan Gletzer! Sayangnya, yang paling menyedihkan dari semuanya adalah ketika esoknya aku akan mulai bercerita tentang ‘Papa fantasiku yang luar biasa hebat’ mereka tak lagi membahas ‘betapa hebatnya Papaku’ tetapi mereka malah membahas tentang ‘siapakah yang paling cantik, Cinderella atau Putri Salju?”Yeah,yeah,yeah, anak 5 taon memang payah! Sejak saat itu aku mulai bergabung dengan anak tersisih lainnya, si kembar Fido-Dido, yang bandel dan nakal tapi mereka tidak sepayah anak-anak lainnya, yang terpenting adalah mama mereka tak pernah mengataiku dengan “buah terlarang menyebabkan selai busuk” karena Mama mereka tak peduli pada apapun selain dirinya sendiri. Dan mulailah kami bertiga dilabeli sebagai sekumpulan anak-anak dengan masa depan suram, aku diprediksikan akan putus sekolah dan hamil di usia belasan, sementara Fido-Dido akan mati muda di lorong gelap karena

over dosis atau mati kena bacok dalam tawuran.
Menurutku, catatan kriminalku tidak terlalu parah, hmmmm. ... aku cuma pernah; mematahkan kepala Barbie si Amanda ketika di TK nol besar (karena dia memamerkan Barbie kado dari Papanya, dan aku iri setengah mati!), Menjambak dan menempelkan permen karet di rambut Tara, karena dia mengataiku ‘anak haram’ di kelas 6 (sekarang dia mengoleksi kondom dan test pack, apa pendapatmu?), lalu aku pernah mengunci Daryl di toilet seharian penuh pas SMP, itu pantas untuk mulutnya yang seperti ember tumpah! dia mengatai mamaku jalang!
Sejujurnya, aku benci berteman dengan cewek, karena mulut mereka itu seperti ember tumpah, dan juga persaingan antar cewek itu sama sekali nggak bermutu , nggak peduli mereka sahabat kayak apa tapi selalu aja ada intrik diantara mereka. Intinya aku nggak mau masuk dalam kehidupan sosial menyebalkan yang hanya diwarnai dengan persaingan untuk mendapatkan cowok, memamerkan baju, aksesori, peralatan make up baru sampai ke hal sesepele dada dan bokong siapa yang paling seksi. Jadi sampai sekarang, aku tetap bersama Fido-Dido, bila mereka berdua kembar identik, bagiku mereka adalah kembaran jiwaku, hmmmmmmmmmmmmm...sepertinya aku membutuhkan mereka berdua sekarang.
***
Aku nggak tau apa yang terjadi, dan aku sedikit shock saat melihat tampang si kembar yang biasanya ceria jadi murung, dan mereka yang selalu akrab jadi terkesan seperti berada di dunianya masing-masing. Yang paling membuatku terus berpikir adalah darimana mereka memperoleh lebam-lebam di wajah mereka . Kupikir dengan keluar dari rumah dan menemui mereka, akan membuatku melupakan masalahku untuk sementara waktu , tapi kelihatanya mereka juga sama bermasalahnya seperti aku.
“Hi Guys” sapaku ragu, aku duduk diantara keduanya, dan meletakkan kedua tanganku dipundak mereka, seperti yang biasa aku lakukan. Malam ini seperti malammalam yang lalu, jika aku sedang punya masalah dengan mamaku, aku akan menemui mereka disini, diatap gedung sekolah kami, untuk saling berbagi dan saling menguatkan, atau disaat hari-hari bebas masalah, kita hanya akan duduk-duduk disini untuk memandang langit malam, karena kita merasa dengan duduk disini membuat kita merasa lebih tinggi dari orang-orang dan lebih bebas, dan dengan melihat langit malam kita sadar bahwa ada kehidupan lain yang damai diatas sana, tapi yang terpenting (dan ini kedengaran konyol) segala sesuatu yang romantis itu ada di langit; matahari, bintang, bulan, pelangi, aurora. . .Keduanya tetap diam, tidak membalas memelukku, dan ini aneh!
“Hey!” panggilku, mencoba sesantai mungkin. Tak ada jawaban dan aku semakinbingung.  “hmmmmm. . ..kayaknya malam ini kita semua sedang bermasalah dengan emosi kita, dan juga. . .”
Belum selesai aku mengucapkan apa yang ada di otakku, tiba-tiba Fido memotong omonganku.
“Key, elo tau nggak? Elo yang bikin emosi kita bermasalah dan meledak!” Tidak seperti biasanya Fido yang tenang bicara dengan nada ketus, aku diam, dan sekarang gentian Dido yang buka suara.
“Kok elo nggak ngerti juga, Key? Sejak kecil, sejak umur kita 5 taon dan sejak kita dilempar dari kehidupan sosial sama anak-anak yang payah itu, kita selalu bareng, dan sekarang kita udah pada gede, kita udah ngerti tentang perasaan, gue dan Fido ngerasa. . . ah. . . susah bangt sih ngejelasinnya! Kenapa sih, manusia selalu direpotkan dengan masalah perasaan?. . . .oke, elo liat kan lebam di muka gue? Di muka Fido? Itu karena elo!”
Aku tak bisa berpikir dan menerjemahkan maksud dari apa yang mereka katakan.
“Elo liat dong, Key! Kita bonyok kayak gini karena elo, dan tampang bengong elo bukan hal yang pengen kita liat, mikir dong,Key!”Kata Fido Pedas
Oh My God! Aku baru saja bertengkar hebat dengan mamaku, dan sekarang dua saudara kembar bertengkar hebat dan ini gara-gara aku. Yeah, aku suka masalah, terimakasih atas mukjizatnya Tuhan!
“Gue nggak ngerti!” kataku putus asa
“Elo udah cukup gede buat ngerti, kalo dalam suatu kasus ada dua cowok berantem gara-gara seorang cewek!”
“Maksudnya?”Aku balik nanya
“Don’t be stupid, Key!”

“Oh. . . gue nggak suka bicarain dan gue pikir ini nggak bakalan terjadi sama kita, oke ada teori yang bilang kalo cowok-cewek itu nggak bisa temenan selamanya ujung-ujungnya mereka pasti nyimpan feel lain. Tapi teori itu nggak buat kita. Well, gue sayang sama kalian berdua tapi sebagai saudara sejiwa bukan sebagai cowok

yang berpotensi untuk dijadiin pacar!”
Tiba-tiba tawa mereka meledak dan otakku semakin tak berfungsi. Dido memelukku dan Fido mengacak-ngacak rambutku dengan sayang. Kadang menyebalkan memiliki teman gila kayak mereka, walau aku nggak tau bagaimana rasanya punya teman normal. Karena aku nggak pernah memiliki teman selain mereka.
“Ge-er banget sih loe? Kita saling tonjok sampe bonyok bukan karena rebutin elo buat dijadiin pacar”
“Karena elo lebih dari sekedar pacar buat kita, hehehehehe. . . .kita siap lho dipoliandri sama elo”canda Dido
Phsyco elo pada! Kenapa sih elo berdua berantem? untungnya buka karena rebutin gue, daripada macarin salah satu dari kalian mendingan gue pacaran sama Hanibal Lecter!”
“Alah!!! Jangan-jangan sebenarnya elo punya hasrat terpendam sama salah satu dari kta hehehehehehe. . .”Goda Dido
“Sadar dong, kalian bukan cowok normal!” balasku
“Sialan loe! kalo ada yang dengar entar kita disangkain gay lagi!” Dido ngamuk-ngamuk.
“Mana ada cowok normal yang mau habisin waktunya dengan seorang cewek kayak gue!” Kataku miris
“Jangan mulai lagi deh!” ancam Fido
Sorry. . . elo berdua berantem karena apa sih guys?” tanyaku tegas, sebel kalo kali ini mereka masih ngejawab dengan ngasal.
“Hmmmmmmmmm. . . karena kita nggak mau elo lewatin ‘liburan’ selama seminggu sendirian!”
“Jadi kita mesti lakuin sesuatu biar kita diskors juga”
“Trus pas ‘disidang’ di BP kalian bilang alasan berantemnya gara-gara apa?”tanyaku penasaran.
“Karena kita pengen diskors juga kayak elo! Hehehee. . . nggak ding”
“Alasannya gila n nggak make sense hehehehehe gue bilang aja sama guru-guru BP yang digaji cuma buat nyari kesalahan siswa itu, kalo gue sebel banget sama Fido soalnya dia bilang acting-nya Johnny Depp lebih oke pas jadi Kapten Jack Sparrow ketimbang jadi Willy Wonka . . . heheheheheheh . . . .dan mereka Cuma geleng-geleng kepala tapi teteup skorsnya diberlakukan, kadang kita gila ya?”
“hehehehehe. . . ngaku juga! Tapi. . . menurut gue ya. . . Johnny Depp itu lebih keren di Swenneey Todd, hehehehehehehe, but thank bratz ya guys cozudah mau temani gue lewatin masa hukuman gue “ Aku memeluk mereka dengan sayang dan mereka membalas memelukku dengan erat-erat.

Satu hal yang pasti yang sedang aku rasakan sekarang, aku beruntung banget punya mereka sebagai kembaran jiwa.

Sebelumnya

Selanjutnya

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top