Mama sedang menonton DVD ketika aku pulang, malam ini aku pulang satu jam lebih telat dari batas jam malamku, dan entah ini malam keberuntunganku atau ini rencana terselubung Mamaku, pintu depan tidak terkunci dan biasanya bila aku melewati jam malamku, seenggaknya aku akan berdiri 15 menit diluar sambil memohon-mohon
agar dibukakan pintu.
agar dibukakan pintu.
Volume teve diperbesar dan dialog yang sudah kuhapal tertangkap oleh telingaku, yeah, itu film favoritku, The Lake House-nya Sandra Bullock dan Keanu Reaves. “Bagus ma, mama menjadikan film favoritku sebagai umpan agar aku tertarik untuk duduk disampingmu, tanpa sengaja aku akan mengomentari betapa cakepnya Keanu dan tanpa sengaja kita terlibat obrolan seru betapa cool-nya dia, lalu kita berdamai, yeah aku tau itu film yang akan membuatku kehilangan minat akan hal lain, tapi nggak buat malam ini, sorry, tapi aku nggak kemakan pancinganmu Ma!”
Mamaku diam saja tak merespon, karena aku bicara dalam hati. Sebenarnya, aku bisa saja langsung duduk disampingnya dan menganggap kejadian sore tadi bukanlah alasan untuk kita bermusuhan, tapi, yeah. . . . aku akui aku merasa tak nyaman dengan situasi seperti ini tapi ini bukan saatnya untuk berdamai dan please jangan tanyakan aku alasannya!
Jadi aku langsung saja masuk ke kamarku, menghempaskan diri di tempat tidur dan menatap bintang-bintang glow in the dark-ku di langit-langit. Seperti yang sudah kuduga akhirnya mama menyerah dengan tipuan The Lake House-nya, jadi dia masuk ke kamarnya, aku dengar suara pintu kamarnya tertutup. Seandainya saja umurku masih sepuluh tahun , aku akan menggedor pintu kamar Mamaku dan bilang kalo aku ingin tidur dengannya karena aku khawatir dementor akan menghisap kebahagianku. Sayangnya bila aku memakai alasan itu lagi, maka kedengarannya akan sangat konyol dan sama sekali nggak kreatif!
Tiba-tiba HP-ku berbunyi, ada SMS masuk, dan tawaku meledak!
Nar, gw ngrasa cpek
Jd ortu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Anak gw annoying!!!!!
Gw mw buat surat pngnduran dri, he3x
Jd ortu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Anak gw annoying!!!!!
Gw mw buat surat pngnduran dri, he3x
Yupss!!!!!!! mamaku pura-pura ngirim SMS nyasar ke aku , yang ceritanya mau dikirim ke tante Dinar, sahabat plus teman curhatnya Hmmmmmmmmmmmmmm. . . .kadang mamaku childish banget. Yeah, aku tau dia sama sekali nggak betah berlama-lama dalam situasi perang dingin seperti sekarang. Baiklah, sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengalah, jadi kubalas SMS-nya.
Ma, gen annoying itu
Turunan dr ma2,hehe
Ma2 g bsa ngndurin dri
Ini bego tp aq ska ma2
yg annoying, hehehehe
Turunan dr ma2,hehe
Ma2 g bsa ngndurin dri
Ini bego tp aq ska ma2
yg annoying, hehehehe
Tak beberapa lama SMS balasannya masuk
Well,trxta qta sma2
Annoying
Mw bgi t4 tdurx g???
I need TLC Key,hehe
Annoying
Mw bgi t4 tdurx g???
I need TLC Key,hehe
kubalas lagi
Pntu kmrx g dknci
Key tnggu!
Key tnggu!
Dan setelah itu, seolah tidak ada masalah apapun, Mama langsung menghempaskan diri di tempat tidurku dan mengajakku untuk memulai perang bantal, lalu kami tertawa terbahak-bahak. Walau tak mau saling mengakui tapi kita berdua menertawakan kekonyolan yang telah kita buat. Yeah, kita memang tidak lebih akur dari Tom and Jerry, dan walau dia selalu membuatku menyesali kehidupanku tapi aku tau dia menyayangiku hingga ia membiarkanku tetap hidup, bukannya membuangku ke saluran pembuangan di rumah sakit atau tempat sampah dan dia juga tidak meninggalkanku di jalanan atau di depan panti asuhan
Aku sebenarnya sadar, bila aku bersama Mama aku tak merasa sebagai anak yang seharusnya tak seharusnya dilahirkan (walaupun kadang-kadang dia menyebalkan setengah mati dan sok menguasai hidupku) tapi bila aku kembali ke dunia luar, aku selalu mengutuk hidupku, aku ingin menghentikan pola ini tapi bagaimana???????????????
***
Sepertinya kami memerlukan bantuan Nanny 911 bila aku, Mama, dan Oma berada di tempat yang sama, aku tak habis pikir, bagaimana bisa kami memiliki hubungan darah sementara tak ada satupun kecocokan diantara kami, selain kemampuan menciptakan perang.
“Oma dengar, kamu diskors lagi dan ini sudah yang kelima dalam semester ini, jelasin ke Oma sekarang, bagaimana bisa kamu diskors lagi!”
Hari ini aku dan mama makan siang di rumah oma dan oma mulai lagi dengan kegiatan wajibnya bila kami ke sini, membicarakan dosa-dosa kami di meja makan.
“Hmmmmmmmmmm, sebenarnya ini masalah sepele Oma! Hanya saja, oma tau dong guru BP itu kayak gimana? Mereka dibayar cuma untuk mencari-cari kesalahan siswa, mereka cuma mendramatisir segalanya, oma kesalahanku Cuma. . . . seperti jutaan orang Indonesia lainnya yang nggak bisa on time, mencari sedikit hiburan di kelas dan menyalurkan hobiku !” aku melanjutkan makannku tanpa menghiraukan ekspresi tidak senang di wajahnya dan selama beberapa saat dia masih belum menghilangkan ekspresinya yang menyebalkan, itu artinya jawabanku tidak memuaskannya.
“Ayra, tolong katakan pada Keyra, Mama butuh penjelasan yang lebih spesifik!” Oma mulai melibatkan Mamaku, aku tau dia tak bisa menanganiku seorang diri, sebenarnya sih dia sedang memanas-manasi Mamaku dan menunjukkan bahwa aku tidak berlaku cukup sopan terhadap orang tua. Well, Dr Seuss aku setuju! ” Orang tua memang anak-anak yang kuno!”
Lalu dengan cueknya Mama berkata dengan nada yang sangat mirip Oma “ Ayra tolong katakana pada Keyra, Mama butuh penjelasan yang lebih spesifk!”
Akupun menjawab mama dengan cengiran jahil. Kadang mamaku bisa sangat konyol, hanya saja Omaku tersayang yang tidak memiliki selera humor menganggap aku dan Mama bersekongkol untuk tidak mematuhinya.
“Ini yang Mama tidak suka, kamu terlalu longgar terhadap anakmu, anak kok tak bisa hormat kepada orang tua? Apa Mama bilang dulu, kamu belum pantas jadi seorang Ibu Ayra! Kamu masih terlalu muda, pikiranmu masih belum dewasa, Mama sudah menyarankanmu untuk membiarkan tante Yuniar mengadopsi Keyra, Keyra tinggal di Eropa, dan kamu tetap melanjutkan study hukummu di Yale lalu jadi pengacara sukses seperti semua family kita. . . . ”
Aku bangkit dari tempat dudukku, dan berlari keluar, aku merasa marah dan kecewa mengetahui bahwa Oma ternyata tak pernah menginginkanku. Yeah, aku tau aku tak diinginkan karena aku berada di luar rencana, tapi kupikir itu pada awal kehadiranku, aku menduga dia sudah bisa menerima kenyataan bahwa aku ada dalam hidupnya menjadi bagian dari keluarganya. Yang lebih parah dia ingin menyingkirkan aku dari hidupnya dan menyerahkanku pada orang lain. Aku menyesal dia tak melakukannya. Aku lebih memilih menjadi anak adopsi daripada anak yang tak diinginkan. Selain itu secara nggak langsung dia menyalahkannku atas gagalnya Mamaku untuk memenuhi cita-cita yang diinginkannya. Sebenarnya Mamaku tak pernah ingin menjadi pengacara. Kuceritakan sedikit tentang Omaku, dia pengacara spesialis perceraian para selebritisakan tetapi dia bahkan tak bisa menghadapi kenyataan bahwa perkawinannya juga diakhiri dengan perceraian. Ketika Mamaku berumur 13 tahun, Opaku yang sekarang entah dimana memilih cerai agar dia bisa pergi dengan wanita lain, tapi aku rasa Oma pantas mendapatkannya karena dia tak pernah menganggap Opaku sebagai suaminya, dia terlalu sibuk dengan kehidupan sosialnya dengan para socialite, komunitas yang tak bisa “ditembus Opaku” (itu yang kudengar dari bisik-bisik para sepupu Oma di arisan keluarga)
Aku tak bisa menahan amarahku, ini benar-benar menyiksaku, aku ingin menangis mengasihani diriku yang sama sekali tak diinginkan. Kenapa hidup begitu menyulitkanku? Aku butuh penyaluran untuk menumpahkan emosiku. Kuambil salah satu pajangan Kristal koleksi oma yang dipajang di ruang tamu yang sengaja untuk dipamerkan kepada teman-teman hedonisnya, kubawa keluar dan sampai diluar kulempar Kristal malang itu ke jendela kamar Oma. Kaca jendela dan pajangan itu beradu menimbulkan suara yang memekakkan telinga hingga aku sendiri terkejut dengan apa yang kuperbuat. Setelah itu aku berlari keluar dari halaman rumah mewahnya yang seperti neraka. Sekilas aku mendengar teriakan Mama memanggil namaku. Tapi aku berlari dan terus berlari, aku memaksa diriku untuk tak merasa bersalah atas apa yang kulakukan.
Aku tak tau harus kemana, tapi langkahku membawaku ke sekolah yang seharusnya merupakan tempat yang tak boleh kudatangi dalam keadaanku yang seperti ini. Apalagi sekang sekolah masih mulai dan aku benar-benar tak diinginkan disini mengingat kemarin aku baru saja diskors. Otakku tak bisa memikirkan tempat lain lagi. Sialnya aku bahkan tak membawa dompet atau HP, tadi sopir taxy menurunkanku di jalan dan dia mengajakku bertengkar. Aku benar-benar sial, dan aku juga tak bisa menghubungi Fido-Dido . Habislah aku hari ini.
Untunglah aku mengenal sekolahku dengan baik, dan aku hapal jalan keluarmasuk anak-anak yang doyan bolos, yaitu lewat got samping, untunglah gotnya kering jadi aku tak perlu basah-basahan atau menahan bau tak sedap seperti di got-got tempat pembuangan lain. Aku berhasil menyelinap masuk, hanya saja sayangnya aku jelas-jelas nggak bisa nongkrong di atap sekarang, selain teriknya matahari yang bisa membuatku jatuh pingsan di atas sana, aku juga nggak bisa lolos dari mata para penghuni sekolah jadi kuputuskan untuk sembunyi di toilet cewek di lantai tiga, tempat praktek mesum Kevin-Amanda setiap pulang sekolah. Aku sengaja memilih tempat ini karena tempat ini paling jarang dikunjungi mengingat 16 tahun silam ada seorang cewek yang bunuh diri disini, tapi tentu saja aku bukan pengecut yang takut akan sesosok hantu. Itu masalahnya, dia sendiri yang memilih cara tolol untuk mengakhiri hidupnya, hingga sebagian dari arwahnya masih penasaran dan terus berkeliaran dimuka bumi.
Aku memutar keran, mencuci mukaku berkali-kali untuk menenangkan emosiku sampai-sampai bajuku basah kuyup karena air memercik dimana-mana. Kutatap mukaku di cermin, aku begitu mirip Mama tapi aku sama sekali nggak mau masa depanku harus berakhir kayak dia, jadi single mom di usia yang begitu muda, sementara ia begitu banyak mendapat tekanan dari Ibunya yang kalau saja ia memiliki sifat bijak maka ia akan merangkul putrinya dan mendukungnya untuk mengejar masa depan dan cita-citanya bukannya semakin menanamkan rasa bersalah dan menggali penyesalannya lebih dalam. Satu hal yang ingin sekali kuwarisi dari Mama, kemampuannya untuk menyimpanrahasia (bukan berarti aku orang yang ember atau semacamnya, tapi aku samasekali tak bisa menyimpan rahasia dari Fido-Dido).
Aku yakin logikaku masih berjalan, aku tau hantu nggak muncul di siang hari tapi aku merasa. . . . .yeah, aku sama sekali nggak takut dengan hantu, tapi aku mendengar suara-suara. . . . seperti. . . . suara tangisan, yah. . . . benar, dan aku yakin aku nggak salah dengar, selain aku, cuma Kevin-Amanda yang nekat ke tempat ini. Aku penasaran, kukuatkan diriku untuk mencari tau dari mana suara mistis itu berasal, kuperiksa satu persatu bilik toilet dengan perasaan yang harus kuakui lumayan menegangkan, sampai pada bilik terakhir aku menemukan sesosok cewek yang bertampang seolah hantu baru saja membuatnya ketakutan setengah mati, payah banget!
“Ngapaen elo disini?” tanyaku datar, sebenarnya aku merasa sedikit prihatin melihat keadaannya yang menyedihkan tapi Si cewek bertampang ketakutan setengah mati tidak merespon pertanyaanku, hanya saja isakannya semakin menjadi-jadi, ini lumayan menyebalkan.
“Gue, tanya elo sekali lagi! Ngapain elo disini dan elo kenapa?” Aku bertanya dengan nada yang sedikit lebih tinggi, dia ragu-ragu untuk menggerakkan bibirnya untuk bicara. Sampai akhirnya sebuah kata keluar dari mulutnya, pelan tapi masih terdengar.
“Bailey. . . ” dia terisak lagi, seakan dengan menyebut nama itu akan membuatnya terluka.
Aku mengerti sekarang, ini pasti kerjaannya si Bailey, orang-orang disini meyebutnya dengan Bailey Bully, dia tukang gencet! Bailey bully adalah cewek palingjahat sejagat raya, kita bisa menyamakannya dengan Adolf Hitler, Idi Amin atau Mao TseTung. Siapapun yang tidak disukainya, pasti akan mendapatkan hal yang mengenaskan,contohnya bulan lalu, ketika Kirani, cewek cantik teman sekelas Fido dekat denganmantan pacarnya Bailey, mendapat hal yang semengerikan mimpi buruk bagi cewekmanapun. Dia dibotakin oleh Bailey dan kroni-kroninya di gudang belakangsekolah!!!!!!!!!!!. Lalu semester kemarin Bailey membuat kaki kiri Irene patah, hanyakarena kelas mereka kalah dari kelasnya Irene, pas pertandingan basket antar kelas. Danbahkan ia pernah membuat seorang anak kelas X-2 yang namanya entah siapa memilihuntuk pindah sekolah, karena Bailey dengan jahatnya menyebarkan gossip murahan tentang si cowok malang yang katanya jadi simpanannya tante-tante girang, hanya karena si cowok itu menolak untuk pacaran dengan Bailey. Satu hal yang paling kubenci dari si Bailey adalah, keberuntungannya! Karena tak satupun kasus kejahatannya yang mampir ke telinga para guru BP, tak ada satu orangpun yang mau melaporkan kejahatannya. Jangan tanya kenapa aku tak melakukannya juga! Karena aku tak mau disebut pengadu dengan mulut seperti ember bocor, lagipula aku sama sekali nggak punya bukti untuk menunjukkan kejahatannya. Jadi kupikir sekaranglah saat yang paling tepat untuk mengungkapkan kejahatannya
“Elo bangun, sekarang juga! Elo mesti ikut gue ke ruang BP, masalah ini mesti diselesein, si Bailey mesti dapat hukuman, kita nggak bisa ngebiarin dia tetap bebas untuk menggencet korban lainnya lagi!” kataku berapi-api, padahal aku tau seharusnya ruang BP adalah tempat yang tak boleh kudatangi, tapi sekarang aku sama sekali nggak peduli. Sementara si cewek menyedihkan masih diam saja, setelah kupelototi, dia cuma menangis dan menggeleng lemah. Aku benci situasi seperti ini!
“Ceritain tentang apa yang udah terjadi sama diri elo, ke gue sekarang! Loe diapain?”
Lama kutunggu jawabannya, tapi akhirnya dia membuka suara juga.
“Lea. . . . Lea. . . . dijambakain sama Bailey. . . . karena Lea. . . ” cewek ini bernama Lea. “Lea anak baru di kelas, sebelumnya Lea home schooling. . . . dia bilang, Lea mesti. . . ngerjain semua tugas-tugasnya Bailey, itu kalo Lea mau diterima disini, Lea. . . nggak mau, dia ngancam. . . bakal bikin Lea. . . nggak betah disini, tadi pas istirahat Lea diseret kesini sama Amanda, Tara juga. Itu semua gara-gara Lea nggak ngasih contekan pas ulangan kimia ke mereka, tadi kepalanya Lea dibenturin ketembok” dia menangis” mereka nyuruh Lea, untuk tetap disini sampai sekolah selesai, dan jug. . . dan juga. . . .tangannya Lea disulut sama rokok”. Dia memperlihatkan telapak tangannya yang melepuh, dia meringis melihat tangannya sendiri. “Sakit banget dan Lea takuuuuuuuuuuuuuut” Dia menangis lagi.
“Kenapa tangan loe sampe disulutin rokok segala?”
“Karena tadi pagi Lea nerima coklet dari Galang. . . ”
“Tapi Galang bukan siapa-siapanya Bailey” kataku lebih kepada diri sendiri.
“Katanya. . . .Lea nggak boleh kecentilan di depan cowok-cowok”
“Oke” aku kehilangan kesabaranku, aku menarik tangannya hingga dia berdiri. Cewek itu begitu mungil, kuamati dia lekat-lekat, sebenarnya dia manis banget seandainya wajahnya tidak kusut oleh airmata dan ekspresi melankolisnya yang berlebihan. “Kita mesti selesein masalah ini sekarang!”
“Nggak. . . please! Ini semua salahnya Lea. . .” Aku mau marah, tapi kusadari ini bukan masalahku, aku seharusnya nggak boleh banyak campur tangan disini. Satu hal yang kubenci dari orang tertindas seperti ini adalah bahwa mereka tidak pernah mau mengambil sikap. Mereka akan tetap terinjak karena mereka sendiri membiarkan dirinya berada dibawah kaki orang lain.
Ket: TLC;Tender Loving Care
0 comments