MAUMERE -- Penerapan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan Juli 2013 mendatang bersifat pemaksaan. Penyusunan kurikulum ini tidak melalui perencanaan matang dan konprehensif. Kurikulum 2013 lebih banyaknya melakukan pengebirian terhadap kreativitas guru.
Demikian sari pendapat Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Maumere, Kornelis Idi; dan salah seorang guru senior SMA Katolik Frater Maumere, Yuven Fernandez, ketika diminta tanggapannya, Jumat (19/4/2013).
Idi mengatakan, Sebelum melaksanakan Kurikulum 2013, pemerintah perlu mensosialisasikan kepada masyarakat dan mengevaluasi menyeluruh tentang kelemahan Kurikulum KTSP 2006 yang sekarang sedang dilaksanakan.
Menurut Idi, Kurikulum 2013 bila dijalankan Juli 2013 akan mengorbankan guru yang mata pelajarannya dihapus dan mata pelajaran yang jamnya dikurangi. "Apa solusi pemerintah bagi guru yang mata pelajarannya dihapus dan mata pelajaran yang jamnya dikurangi," tandas Idi.
Ia menilai penerapan Kurikulum 2013 sikap pemaksaan kehendak pemerintah pusat terhadap guru dan siswa. "Selama pemerintah kurang peduli, kurang tanggap terhadap guru, maka upaya pemerataan peningkatan mutu pendidikan di republik ini hanya mimpi," kata Idi lagi.
Menurut dia, dampak kurikulum ini terhadap guru mata pelajaran, seperti Bahasa Inggris dan Informatika sangat disayangkan. Padahal, saat ini tuntutan kebutuhan zaman akan kedua bidang itu merupakan kewajiban, sehingga guru yang mengajar mata pelajaran itu adalah orang-orang spesialis.
Yuven Fernandez mengatakan, penerapan Kurikulum 2013 akan memasung kreativitas guru, sebab silabus dan RPP sudah disiapkan. Guru menjalankan tugas mengajar bahan ajar yang sudah diskenariokan pemerintah pusat. Kesannya, lanjut Yuven, Kurikulum 2013 seperti dipaksakan. "Sebenarnya penggodokon kurikulum harus melibatkan utusan PGRI tiap propinsi sehingga membawa aspirasi guru dari tingkat kabupaten maupun provinsi sehingga hasil kurikulum adalah hasil bersama bukan top down," tegas Yuven.
sumber : tribunnews.com
0 comments