SEOUL - Militer Korea Utara (Korut) dilaporkan terbelah, setelah muncul faksi yang menolak perintah Pemimpin Korut, Kim Jong Un.
Hal itu diungkapkan oleh seorang perwira tentara pelarian Korut, Letnan Pertama Kim (42). Seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (10/4/2013).
Ia mengatakan ia terpaksa membunuh seorang perwira lainnya di kesatuannya, untuk memperebutkan kendali atas unit pasukannya.
"Saya membunuh seorang komandan bintang tiga, dengan rangking yang sama dengan saya," katanya.
"Dia adalah Ketua faksi yang mendukung Kim Jong-un dan terjadi dua perkelahian. Dalam laga pertama, mereka mengepung kami dan kami berhasil menangkap banyak orang.Tapi saya pergi mencari komandan, dan saya menembaknya, setelah itu, saya melarikan diri," ujarnya seperti diberitakan oleh Telegraph, Rabu (10/4/2013).
"Insiden itu terjadi sebelum ia (Kim Jong Un) berkuasa, tetapi kita semua tahu untuk waktu yang lama bahwa ia akan menjadi pemimpin. Ada banyak orang yang melawan dia," lanjutnya.
Kelompoknya, beber Kim mendukung Kim Yong-nam (85), menjadi Presiden Korut.
Kim, mengatakan ia berasal dari daerah Uiju, dekat kota Dandong, China, dan telah menghabiskan waktu selama dua tahun terakhir di China, sambil menunggu kesempatan untuk melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan (Korsel).
"Kami tahu bahwa Korsel berada di jalan menuju demokrasi dan mereka memiliki kehidupan yang baik dan mereka memiliki cukup makanan. Saya tidak pernah makan nasi, dan saya menangis pertama kalinya saya mencium bau masakan nasi di China," ujarnya. (telegraph) | tribunnews.com
0 comments