Ayah..Lamarkan Dia Untukku
Di dunia ini, banyak sekali kisah cinta yang mengagumkan. Di antaranya adalah kisah berikut ini, kisah cinta seorang ustadz “istimewa” dan seorang ustadzah pengajar AL-Quran yang dipublikasikan oleh Saudi Gazette pada 18 Februari 2010. Berikut sekilas tentang kisah cinta istimewa kedua insan tersebut:
***
Abdullah, pernah hampir mati tenggelam di kolam renang di sebuah club olahraga di Jeddah, Arab Saudi. Dia tenggelam di dalam air selama 15 menit. Hal itu menyebabkan kerusakan besar pada otaknya yang mengakibatkan ia lumpuh.
Insiden itu membuat hidupnya berubah total, ia memutuskan untuk mengabdikan dirinya untuk Islam.
Kisah cinta yang istimewa ini dimulai ketika Abdullah Bani’mah, yang tubuhnya benar-benar lumpuh, hadir dalam sebuah program televisi untuk berceramah menyampaikan pesan-pesan Islam di beberapa negara di dunia.
Suatu hari akhwat yang kelak menjadi istrinya menonton acara TV tersebut. Ia kagum pada Abdullah. Dengan segera ia mengatakan kepada ayahnya bahwa ia ingin menikahi Abdullah karena ia mengaguminya sebab keberaniannya dan keikhlasannya menjalani kelumpuhannya dan karena dedikasinya terhadap Islam.
Tak lama mimpi sang gadis menjadi kenyataan, ia dan Abdullah menikah dengan bahagia. Kerabat dan kawan mereka memberikan selamat pernikahan kepada mereka di Al-Salam Wedding Hall di Jeddah.
Dhaiffal bin Saad al-Ghamadi, ayah pengantin wanita (istri Abdullah), mengatakan:
“Putriku, yang bekerja sebagai guru di salah satu sekolah tahfidz Al-Quran di Jeddah, memilih Abdullah berdasarkan keinginannya sendiri. Setelah bersikeras ia ingin menikahinya, Saya tunduk pada keinginannya.”
Dhaifallah mengatakan alasan mengapa putrinya ingin menikahi Abdullah bahwa alasannya adalah karena agar mereka berdua bisa saling bahu-membahu di jalan Allah.
Omar Banamh, ayah pengantin pria, mengatakan:
“Saya tidak tahu harus berkata apa-apa melainkan berdoa kepada Allah untuk memahkotai pernikahan ini dengan memberkahi mereka dengan keturunan yang shalih.”
Dia mengatakan bahwa ia berharap Abdullah bisa melihat anak-anaknya lahir dan tumbuh dengan normal.
Abdullah sangat gembira akan pernikahannya ini.
“Pada awalnya Saya tidak percaya ini adalah keinginannya. Dia sangat mengejutkanku. Saya tidak akan pernah melupakan kemuliaan dirinya dan bersikeras menerima saya sebagai suaminya. Saya berdoa kepada Allah setiap siang dan malam untuk membuat saya mampu membahagiakannya sepanjang hidup saya,” katanya.
Dia mengatakan bahwa ia tidak akan pernah melupakan banyaknya orang yang hadir untuk mendoakan pernikahan bahagianya.
***
Poin penting dari kisah tersebut adalah, Maasya Allah, akhwat tersebut, ayahnya, keluarganya patut dipuji. Tidak banyak orang yang dapat menerima kecacatan orang lain, terlebih menjadi pasangan hidupnya atau pasangan anaknya. Keluarga Al-Ghamadi tersebut adalah keluarga terpandang dari “kalangan atas.” Tetapi hal itu tidak membuat mereka malu menerima seorang shalih yang memiliki kekurangan fisik. Bukti bahwa keluarganya adalah keluarga yang bertakwa sehingga menilai Abdullah dari agamanya. Dan inilah yang dianjurkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk para orangtua untuk menerima calon suami yang baik agama dan akhlaknya bagi puteri mereka, jika memang keduanya saling suka atau mencintai.
Kebahagiaan itu tempatnya di hati, bukan pada fisik atau materi.
(zafaran/muslimahzone.com)
0 comments