Timur Sinar Suprabana:
kerna begitulah kini ia. Hujan itu
berpeluh
:menderas ia dari Jauh
luruh
:di hampir segala jenis keluh
dari hujan itu
ingin bisa kembali kusua kenangan
tapi hatiku terlanjur jadi batu
dan benak di batok kepala cuma sarang kehampaan
baiklah
kalau begitu biar kutadah
apa yang dari langit meluruk terpecahpecah
jika itu bisa bikin cuaca kembali cerah
“apakah kamu masih punya Bunga?” Tanya hujan tibatiba.
aku tertawa, sebelum kemudian berkata, “riba.
tinggal riba yang menggantung bersama mendung. tanpa iba.”
dan hujan mendadak menjelma gerimis. namun tetap ia bertuba.
sendiri, kini, bahkan tiada pula bersama payung,
aku tegak namun langkah terhuyung.
orang kira aku menari
menggemulai dari satu ujung daun ke lain pucuk duri.
kerna begitulah kini ia. Hujan itu
00.09
12 januari 2013
semarang.
0 comments