KEBUN
aku sedang memperhatikan sebuah kebun
cukup luas dihamparkan
sebatang pohon saja tumbuh di sana
tapi duhai
begitu subur
terus bermunculan buah-buah, menyegarkan
daun-daunnya selalu hijau
"sudah beberapa waktu pohon itu
tumbuh dan terus begitu
tak pernah sehelai pun, daun
kering dan jatuh"
kian terpesona
di kebun itu tumbuh sebuah rumah
suami istri tersenyum
anak-anak kecil bermain riang
mereka tumbuh dengan bahagia
sesekali juga
kulihat senyum para duafa
dan semakin banyak
orang-orang yang tumbuh
bersama buah yang terus bermunculan
kuperhatikan si pemilik kebun
belum pernah kujabat tangannya
kuyakin, tangannya hangat
mengalirkan kecerdasan dan kedewasaan
yang menumbuhkan
jiwanya
bersama kebun-kebun selanjutnya
menanam akar pohon-pohon
duhai jiwaku
pernah tersenyum--tersedihkan
kemudian hilang dahaga
bersama lembar demi lembar daunnya
kuperhatikan kebun itu
kuperhatikan pula kedua belah tanganku
kutengadahkan
kukecup
Bogor, 15 Maret 2013
0 comments