dalam ruangku aku masih bisa melihat rembulan
dalam ruangku aku masih bisa melihat matahari
dalam ruangku aku masih bisa melihat diriku sendiri
pengembaran yang tiada akhir hingga ajal menjemput
adakah jalan terjal menghadang
jika gundah telah lama mati
saat pada titian terperosok kedalam kegelapan
saat tempat itu jadi tafakur diri
kini jalan telah menjadi terang
bentangan menyentuh cakrawala
dimana saat ini aku mencoba kesana
asa dan asa bersenandung bagaikan simphoni
aku menyimaknya sambil menatap matahari pagi
selamat datang kasih.
atas bukit nyali tergigit memandang langit tak lagi membentur dinding dinding kota peradaban yang menyirnakan horison aku memandang kaki langit sampai batas pandang samar, tapi nyata disana banyak nilai terbuang pada onggokan sampah kota keruhnya jiwa hidup hanya peperangan dengan segala cara menjadi lazim menelikung dan menusuk dari belakang kecurigaan pada senyuman terus menerus sebab lama telah tertipu dengan senyuman ah..aku enggan kembali kekota tapi aku mesti kembali kekota menuruni bukit, tanpa senjata memadai masuk dalam kancah pertempuran kota yang sering aku terkalahkan akankah aku pulang kembali membawa luka atau menang membawa harta jarahan arti kemenangan yang semu tidak, lebih baik aku pulang membawa luka mengetuk pintu rumah bukit, membalut luka "....dinda aku pulang"
0 comments