SUWAT
Sumber Waras Tidak
(Sedang digarap, mudah-mudahan bisa lekas terbit)
Suwat I
SANG IMIGRAN
Dia sudah tinggal di bumi selama dua puluh lima tahun, sebelum akhirnya bertemu denganku enam hari yang lalu. Ini pertemuan ketiga, di sebuah cafe kecil yang sore, yang dingin, yang bagus, di bulan Oktober yang baik. 2001 masehi.
Dia bertanya lagi:
“Jadi, menurutmu, siapa dirimu, Basile?”.
“Aku?”
“Iya, kamu”
“Aku adalah bajingan yang bergerak bersama waktu, Gioia”
Dia mulai mencoba lagi mempermanis dirinya dengan senyuman, dan selalu berhasil.
“Hmmm. Dari mana asalmu?”. Matanya bekerja dengan baik untuk membuat dirinya menjadi makin penuh pesona sebagai seorang mahasiswi jurusan filsafat dari Universitas terkenal di dunia.
“Aku ini, imigran dari sorga, Gioia, yang diselundupkan ke bumi oleh ayahku yang tegang di kamar pengantin”
“Oh ya? Ha ha ha. Mengapa harus tegang?”, Dia memegang cangkir kopinya sambil ketawa.
“Supaya bisa memenuhi alasan atas apa yang harus dilakukannya itu”
“Juga harus keras ya?!”
“Oh, tentu ha ha ha!”
“Kalau tidak, pasti akan susah menyelundupkanmu”
“Ha ha ha”
Angin laut telah diadakan di cafe ini sebelum kami datang. Keindahannya terbuat dari ranting-ranting pohon yang tumbuh di tepi jalan. Satu matahari di sana, sedang pergi ke area yang lebih gelap, didorong oleh awan berwarna-warni. Kami datang, untuk kopi, dan lainnya, dalam perjalanan pulang dari kampus.
“Dan ibumu?”
“Ibuku?”
“Iya. Apa peran ibumu sampai kamu bisa ke bumi?”
“Tugas ibuku, ya dia menyimpan hasil selundupan"
"Hmmm"
"Di tempat yang kokoh selama sembilan bulan”
Dia tersenyum. Seorang wanita dengan rambutnya yang bagus dalam dua kepang besar. Tubuhnya dilindungi oleh jaket tebal agar bisa membentuk sebuah keserasian.
Betul, jika ada jin yang akan mengabulkan permintaanku, salah satu dari keinginanku adalah, pasti, ingin menikah dengannya.
“Aku tidak tahu apa yang dirasakan ibuku.....ketika dia melibatkan dirinya dengan rasa sakit, untuk bisa mengeluarkanku dari lubang khusus yang ada di tubuhnya itu”
“Lubang kemana kamu diselundupkan? Ow, dan dari situ juga kamu keluar ya?”
“Lubang yang tidak dimiliki oleh laki-laki”
“Aku tahu yang kau maksud”
“Untuk itu, ibu dibantu oleh dokter dan suster”
“Ya”
“Dengan bayaran yang akan ditanggung oleh ayahku”
“Itu ayah yang baik. Tapi pelaku penyelundupan tetap harus ditangkap”.
“Kalau ayah dan ibuku ditangkap, pihak rumah sakit juga harus, Gioia”
“Karena mereka juga terlibat dalam konspirasi menyelundukan kamu ke bumi?”
“Iya”
"Oke"
Betapa hangat dia di dalam jaketnya itu! Aku merasa bahwa aku suka dengan semua yang ada padanya!
Angin berhembus seperti napasku. Beberapa daun berguguran. Parfumnya melayang adalah keinginannya. Dari semua bintang yang ada, hanya dia yang hidup di mataku, rasanya.
Suwat II
IBU
Pada matanya aku selalu merasakan sensasi yang akrab. Segalanya, termasuk helaian rambut di keningnya, tampak cocok untuk disesuaikan dengan dirinya. Hingga kiamat dan bahkan mungkin setelah itu.
“Bagimana rasanya saat kamu sampai di bumi ini, Basile?”
“Pertama kali di bumi, yang aku dapat adalah cahaya matahari”
“Terbukti, kamu bukan Drakula!"
"Karena?"
"Kalau iya, sudah hangus sejak itu”
“He he he. Aku merasa mendapat kebahagiaan"
"Ya"
"Kebahagiaan yang bisa dilihat dari pancaran wajah orang-orang yang datang menengok”
“Saudara-saudaramu”
“Aku dipeluk ibu, dengan pelukan yang selalu dirasa kurang oleh ibuku”
“Mengapa?”
“Dia terlalu ingin memastikan bahwa saya aman, Gioia, bahwa saya nyaman”
“Aman dari siapa?”
“Termasuk dari tentara pencabut nyawa. Bisa saja, jika harus, mereka akan mendeportasi aku kembali ke sorga”
“Bagaimana rasanya dipeluk ibu di bumi?”
“Satu keadaan di mana saya merasa sangat dicintai”
“Hmm”
“Merasa sangat dihargai, untuk pikiran dan hatiku”
“Ya”
“Saat itu aku langsung tahu, itu mungkin akan selalu”
“Tentu, Basile. Kemarin kamu pernah bilang tentang sorga di bawah telapak kaki ibu. Bagaimana itu bisa kamu katakan?”
“Itu nabiku yang bilang begitu. Aku setuju. Sorga adalah pondasi untuk kedudukan istimewa seorang ibu”
“Aku juga setuju”
“Sesekali aku suka membayangkan, bagaimana dulu ayah dan ibu melakukan pertemuan”
“Pertemuan untuk?”
“Mungkin diskusi. Berdua di sebuah tempat khusus. Berdua membuat sebuah rencana besar menyelundupkan aku ke bumi”
“Ya”. Dia tersenyum.
“Meskipun aku tidak yakin bahwa mereka benar-benar merancangnya”
“Kalau benar?”
“Kalau benar, mereka mungkin melakukannya dengan melalui beberapa tahapan yang harus dilalui”
“Tahapannya?”
“Itu akan dimulai dari mata”
“Ya”
“Lalu turun ke hati”
“Dari mata turun ke hati, ya itu cinta”
“Dan turun lagi”
“Ke?”
“Ke bawah perut”
“Hmm”
“Diubah menjadi nafsu”
“Untuk?”
“Untuk mereka kelola di tempat sunyi, sebelum lalu pergi ke sorga”
“Wow”. Dia minum lagi kopinya.
“Mereka melayang ke angkasa, bersama gelora perasaan yang dialaminya”
“Terbang dengan penuh kenikmatan”. Dia tersenyum, bukan disebabkan oleh karena di adik angkatanku, tapi dia makin manis kalau begitu.
“He he he. Iya. Lalu kembali ke bumi. Lunglai sesaat setelah aku tersimpan di dalam perut ibuku”
“He he he”
“Bagi mereka, sebelum semua itu, mereka harus lebih dulu pergi ke Kantor Urusan Agama”
“Apa itu?"
"Instansi pemerintah, di Indonesia, yang mencatat legalitas formal pernikahan”
“Ya"
"Mereka ke sana untuk tidak mendapatkan kecelakaan sebelum pergi ke sorga mengambilku”
"Mereka ke sana untuk tidak mendapatkan kecelakaan sebelum pergi ke sorga mengambilku”
“Kecelakaan?”
“Maksudku supaya tidak dianggap kecelakaan”
“Oh, aku mengerti Married By Accident maksudmu? Ha ha”
“Kamu sudah mengatakannya”
"Ya ya ya"
Suaranya seperti laut yang bergumam. Apakah aku menyukainya begitu cepat? Semua orang akan begitu.
Suwat III
BUMI
Malam sudah sedang merayapi langit. Membimbing kami untuk mulai berasa lebih dekat. Musik cafe adalah sesuai dengan yang ingin kami dengar. Dan kata-kata, saling mencari pemahaman perasaan untuk menemukan satu sama lain di sana.
“Hai, Imigran dari sorga”. Dia tersenyum.
“Ya, Gioia?”
“Apa pandanganmu tentang bumi?”
“Aku melihat banyak hal aneh di sini, setidaknya itulah pendapatku”
“Anehnya?”
“Matahari malah menyala ketika siang, bukan justeru di malam hari. Kukira, itu akan lebih bermanfaat untuk membuat malam menjadi terang”
“Ha ha ha. Aneh yang lainnya?”
“Orang gila difasilitasi telepon genggam, agar ada benda dengan siapa dia harus ngomong dan ketawa sendiri”
“Ha ha ha”
“Jangan ketawa, Gioia, aku serius”
“Aku juga ketawanya serius”
“Dan berjalan di atas bumi ini, Gioia”
“Ya. Bagaimana menurutmu?”
“Di atas bumi yang terus berputar ini”
“Ya?”
“Bagiku seperti sedang bermain sirkus”
“Aku setuju”
“Bukan hal mudah melakukannya”
“Hmm”
“Membutuhkan keseimbangan"
"Iya betul"
"Sampai-sampai aku baru bisa berjalan setelah dua tahun tinggal di bumi”
“Aku juga ha ha”
“Orangtuaku mengajarkan aku untuk bisa”
“Hmm. Bumi yang menakjubkan”
“Ya, Gioia. Oleh itu semua aku dibuatnya terkesima”
“Ya”
“Aku betul-betul terkesima, sampai membuat aku tidak bisa berkata-kata hampir setahun lamanya”
“Aku juga! Baru bisa ngomong setelah 2 tahun!”
“Ha ha. Jangan-jangan kau juga sama imigran dari sorga?”
“Kukira begitu”
“Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan ada di sini, Gioia. Dan bersamamu malam ini”
“Inilah bumi, Basile. Selamat datang”
“Telat”
“Telat bagaimana?”
“Telat mengucapkannya”
“Iya, maaf”
“Ha ha tidak apa-apa”
Di kepalaku tidak ada tempat yang begitu menyenangkan, Gioia, selain duduk bersama denganmu.
Aku ingin berjalan-jalan di bawah pohon berdua denganmu, dari pagi sampai malam, atau di mana pun, semuanya aku yakin akan indah.
(BERSAMBUNG)
0 comments