Pada bagian terdahulu diceritakan, bahwa sang Arjuna akhirnya memilih untuk tinggal bersama majikan barunya yang miskin. Meski hidup dalam kekurangan, sang Arjuna hidup bahagia. Baginya kemewahan tidak bisa menggantikan kebahagiaan yang didapatkan.
Di tempat lain, mantan majikan Arjuna, begitu kehilangan anjing kesayangannnya. Di menyadari, bahwa anjingnya itu kurang mendapatkan perhatian langsung darinya. Segalanya pembantu yang menyiapkan. Dari memandikan, memberi makan sampai menata kamar tidur sang Arjuna. Dia sendiri hanya sesekali ketemu Arjuna, yaitu malam hari ketika Arjuna akan tidur dan pagi hari sebelum berangkat kerja. Dan seminggu sekali berjalan-jalan di taman kota. Itu pun kalau di tidak ada acara ke luar kota atau ada lemburan.
Di hari minggu, sang majikan pergi ke taman kota. Di sana, dia duduk termenung di bawah poon beringin tua, tempat dia biasa bermain-main dengan Arjuna dulu. Sesekali Arjuna berlari-lari mengejar kucing ataupun mengejar anak-anak kecil yang menggodanya. Tapi itu dulu. "Arjuna, di manakah kau berada? Aku begitu kehilanganmu. Maafkan aku yang tidak bisa menjagamu." Begitulah. Pikirannya terus melayang-layang.
Tiba-tiba dia melihat seekor anjing yang begitu kumuh, sedang asyik mengais-ngais tempat sampah. Dia berpikir, betapa kasihannya anjing itu.
Padahal sebelumnya, dia tak pernah peduli dengan anjing-anjing liar yang ditemuinya. Arjuna pun, dia daptkan secara khusus, melalui lelang yang diperolehnya dengan harga tinggi. Semakin dia memperhatikan anjing kumal itu, semakin kuat ingatannya mengenang Arjuna.
" Apakah Arjuna juga seperti anjing itu. Susah payah mencari makanan."
Dihampirinya anjing itu dan tangannya mengambil sesuatu dari tas yang dibawanya.
"Makanlah roti ini, jangan mencari sisa-sisa makanan yang banyak penyakitnya," sapanya.
Anjing itu menatap dirinya dengan penuh keheranan.
"Bagaimana mungkin ada orang yang begitu baik padaku. Apalagi orang ini, tampak kaya. Pakaiannya rapi. Penampilannya penuh pesona. Cuma wajahnya saja yang kelihatan murung."
"Makanlah?" kembali orang tersebut menawari.
Kemudian, dengan lahapnya roti tersebut di makan. Tak pernah ia menikmati makanan yang begitu enak. Lelaki itu pun akhirnya pergi.
Sampai di depan gerbang rumah, lelaki itu kebingungan. Ternyata, segembok kunci rumahnya hilang. Betapa cerobohnya. Dari dulu dia memang tidak pernah memikirkan apa itu kunci. Selalu ada pembantu yang membukakan pintu untuknya. Tapi sejak musibah kebakaran dulu, dia tidak punya pembantu lagi. Rumahnya pun tidak semewah dulu.
"Jangan-jangan tertinggal di taman. Atau jatuh di jalan."
Laki-laki itu bergegas pergi dan menyusuri jalanan, tapi tidak menemukan apa-apa. Sampai di taman, dia bolak-balik mencari, kunci itu juga tidak ditemukan. Dengan lunglai dia pulang.
Sampai di rumah, alangkah terkejutnya dia. Ada seekor anjing yang duduk di depan gerbang. Sepertinya ia pernah melihat anjing itu.
"Bukankah itu anjing yang ada di taman tadi. Bagaimana bisa sampai di sini?" pikirnya dengan penuh keheranan. Di dekatinya anjing itu. Dia lebih kaget lagi, ternyata di mulut anjing itu ada segembok kunci rumahnya.
Laki-laki itu kemudian bertanya,"Di mana kamu menemukan kunciku. Dan bagaimana kamu bisa menemukan rumahku?"
"Tuan, aku menemukan kunci itu di taman tadi. Tak sengaja aku lewat bangku tempat Tuan duduk. Dan kutemukan kunci ini. Aku berpikir, mungkin ini kunci Tuan yang terjatuh."
"Bagaimana caranya kamu bisa sampai ke sini?" desak laki-laki itu.
"Sepanjang jalan aku menanyakan pada siapapun yang kutemuo. Tapi tidak ada yang tahu. Sampai akhirnya ada seekor anjing yang memberitahuku siapa pemilik kunci ini."
Lelaki itu terdiam. Pikirannya kembali melayang.
"Mungkinkan Arjuna yang ditemui anjing ini. Bagaimana bisa dia ada di sekitar sini."
"Ini Tuan, kuncinya."
Laki-laki itu tersenyum. Kemudia berkata, "Terima kasih. Oh ya..maukah kamu tinggal bersamaku. Kuberi kamu sebuah nama yang indah, yaitu Lesman."
Akhirnya anjing tersebut tinggal bersama laki-laki tersebut. Baginya anjing tersebut dianggap sebagai pengganti Arjuna.
1 month ago
0 comments