Review Novel Macaroon Love: Tiga Keping Macaroon untuk Magali



Judul                     : Macaroon Love
Penulis                  : Winda Krisnadefa
Editor                    : Rini Nurul Badriah
Penerbit                : Qanita (2013)

***


Aku suka cita rasa dalam Macaroon Love karya mbak Winda Krisnadefa! Naskah Unggulan dalam Lomba Penulisan Qanita Romance ini memiliki ide cerita yang tak biasa.
          Sebelum membahas idenya aku mau tanya, siapa sih diantara kita yang punya kesempatan untuk memilih nama sendiri? Ada? Betapa beruntungnya kamu! Kayak katanya Magali; Harusnya nama itu hak prerogative  seseorang sejak lahir, sampai saatnya dia bisa memutuskan mau memakai nama apa. Yeah si Magali benci sekali dengan namanya sendiri, walau kata Jodhi berarti Mutiara dalam bahasa Prancis atau berarti luas daughter of the sea, oh c’mon Jodhi itu kan diluar negeri tempat mereka pada ngerti artinya, nah di Indonesia nama Magali jadi korban plesetan dari tukang gali kubur sampe galian singset. Tapi… tada! siapa sangka pada suatu waktu Magali melihat namanya di papan ruko, bertuliskan: Suguhan Magali. Okay harus aku bilang bahwa masalah besar dari novel ini adalah tentang NAMA si Magali. Jarang kan ide sebuah novel memusatkan pada nama seorang tokohnya.



         Dan, ceritanya mulai seru dibagian sini, saat Magali mulai berkenalan dengan Ammar, pemilik restoran Suguhan Magali itu, restoran dengan konsep unik dan suguhan yang menarik. Nampaknya Ammar yang digambarin mirip dengan chef Joe Bastianich ini memiliki kepekaan terhadap hal-hal unik, Ammar tahu sekali makna “What makes us different makes us beautiful” yang ada dalam diri Magali tapi tak disadarinya. Magali adalah karakter keren (menurutku) walau dalam cerita ini Magali menganggap dirinya sangat aneh. Aneh? Aneh itu keren kali, karena normal itu justru sangat membosankan, dan seharusnya keanehan Magali jangan diulang berkali-kali.
                    Selain membicarakan tentang nama, novel ini juga membicarakan hal favorite semua orang; Cinta? iya, tapi jawaban yang paling benarnya adalah tentang makanan. Magali adalah seorang food writer dengan selera makan yang bikin kening berkerut. Kentang goreng colek sundae! Wew! Hingga akhirnya bagaimana selera anehnya ini bisa mengantarkan Magali pada cinta juga menjadi seorang food traveler dan redaktur rubrik kuliner keren: Magali Chronicle!
          

         Secara kesuluruhan aku suka novel ini, tapi ada sedikit hal yang menurutku “kurang Magali” yang pertama judulnya, kata Macaroon Love menurut pendapat awalku bisa jadi seperti sejenis chicklit manis dengan tokoh cewek rata-rata, sedikit genit peduli penampilan dan hidup dalam drama (mengingatkanku pada si Blair Waldorf dari serial Gossip Girl) dan Magali sangat jauh dari penggambaran seperti itu. Selain itu menyandingkan nama kue imut Prancis dengan kata cinta membuat ekspektasi kita melayang pada hal-hal romantis, tapi setidaknya Ammar lumayan berusaha dengan terbang ke Aussie dan memberikan kue ulang tahun seharga $400… dan aku bertanya-tanya kira-kira Magali akan menikmati Macaroon dengan cara seperti apa ya?

  Jadi aku memberikan tiga keping Macaroon buat Magali; Pertama untuk ide ajaib novelnya; menggabungkan masalah nama dan makanan, yang kedua untuk karakter Magali yang keren banget, yang ketiga…untuk Beau dong :* (Aku bersyukur Beau mau usaha digital printing, bukannya ikutan casting :P )

                 Ah ya, jika novel ini adalah sejenis makanan maka, novel ini berasa kayak permen ‘kabel’ Twizzlers Strawberry yang sekali makan bikin aku nggak  bisa berhenti.





Gambar: 

Novel Macaroon Love : Koleksi Pribadi
Joe Bastianich klik di sini!
Screen Shoot Serial Gossip Girl Season 6 Episode: Where The Vile Things Are
Adriano Zumbo dan Macaroon Towernya klik di sini!
Gambar Twizzlers Strawberry: Koleksi Pribadi 

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top