2 Januari, Begitulah Kita yang Berbeda

2 Januari 2011, tepat satu tahun saya mengenal pria itu. Pria dengan wajah oriental, mata sipit, hidung mancung dan berkulit putih. Perkenalan kami sederhana, maya, dan tak sengaja. Aplikasi tak bersalah bernama Yahoo Messanger itu membuat 2 Januari 2010 tidak semonoton yang saya kira. Seharusnya tidak ada awal tahun baru yang buruk, tapi yang saya rasakan saat itu adalah kebosanan terbesar. Saya terkena cacar dari akhir Desember 2009 sampai awal Januari 2010, menurut saya itu amat menyiksa, tapi karena kehadiran pria pecinta sepak bola itu, 2 Januari 2010 tidak terasa monoton meskipun saat itu saya sedang proses penyembuhan penyakit cacar.

Dia adalah pendengar yang baik, dia juga pencerita yang baik karena ceritanya selalu menyenangkan dan menyegarkan. Dia mengajak pikiran saya untuk melihat sepakbola dari sisi yang berbeda. Dia menjelaskan pada saya bagaimana politik bisa mempengaruhi sepakbola. Sungguh, saya mencintai isi otak pria ini. Pandangannya selalu berbeda, isi otaknya memukau dan saya mencintai jalan pikirannya.

Dia sosok pria yang mungkin telah diciptakan Tuhan sebagai pemberi perhatian dengan kualitas terbaik untuk setiap wanita yang dikenalnya. Pria mandiri yang bisa mencuci baju dan piring, bersih-bersih rumah, serta memberi makan anjingnya sendiri. Tapi, ada beberapa hal yang saya benci dari dia. Dia sering menyembunyikan rasa sakit dan rasa lelahnya, dia sering lupa makan, dia sering mandi terlalu malam dan tidak pernah ingat makanan apa yang telah masuk ke mulutnya. Tapi, dengan segala keanehan yang dia punya, saya senang jika smsnya mampir di inbox handphone saya, dulu.

Satu tahun berlalu, 2 januari 2010 hanya menjadi tanggal yang mengingatkan saya pada seorang goalkeeper yang dalam kesakitannya setelah berlaga tergopoh-gopoh mencari infus di Malioboro. 2 Januari 2010, hanya menjadi tanggal menyenangkan yang mengingatkan saya pada seorang pria buta warna parsial yang dengan keterbatasannya mampu mendesain replika kaos latihan PSS Sleman yang dijual kepada umum demi membantu penambahan biaya kostum PSS Sleman pada saat itu. 2 Januari 2010, hanya menjadi tanggal berkesan yang mengingatkan saya pada seorang pria yang begitu mencintai Stadion Maguwoharjo. 2 Januari 2010, hanya menjadi tanggal menyesakan yang mengingatkan saya pada sosok pria yang tidak pernah saya ketahui wujud nyatanya.

Tapi sekarang semua berbeda. Saya tidak lagi mengetahui kabar pria itu. Pria yang dengan sederhana mengajarkan pada saya bahwa dunia maya tak sekejam yang saya kira. Glad to know you.

Saya masih mengingat dia bukan berarti saya menyukai dia. Saya masih bercerita tentang dia bukan berarti saya masih mencintai dia. Saya menulis tentang dia karena cerita yang dia punya berbeda dan menarik dalam pikiran saya. :)

selamat 2 Januari! Semoga 2 Januari kalian menyenangkan :)

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Evo Sastra
Designed by Evo Sastra
..
Back to top